Jelang Panen, Petanidi Indramayu Gusar Impor Beras
INDRAMAYU–Beras asal Thailand dan Vietnam mulai masuk ke tanah air. Kedatangan beras impor ini membuat gusar petani di berbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Indramayu. Mereka cemas, beras impor menghancurkan harga gabah di saat musim panen nanti yang waktunya diperkirakan mulai awal Maret nanti. “Pastinya harga gabah akan merosot. Gimana kita tidak gusar,” ucap Endang, petani di Kecamatan Gantar. Dia memperkirakan, musim panen padi di selatan Bumi Wiralodra akan berlangsung mulai Maret serta mencapai puncaknya di bulan April. Sehingga dikhawatirkan keberadaan impor beras yang mulai disimpan di gudang bulog ini akan menjatuhkan harga beras dari produk lokal. Karena itu Endang berharap penggelontoran beras impor disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi di lapangan. \"Lihat situasinya. Jangan sampai asal gelontor, lalu petani yang kena getahnya. Saya yakin pemerintah memahami itu, lebih membela petani. Semoga,” harapnya. Trisno petani lainnya mengatakan, harga gabah pada musim panen nanti diharapkan bisa sesuai dengan harapan atau di atas biaya operasional. Dari hitung-hitungannya, petani bisa mendapatkan untung jika harga gabah kering panen dikisaran Rp500 ribu per kuintal. “Kalau di bawah itu, petani merugi lagi setelah sebelumnya gagal panen masal gara-gara hama kelowor,” ucapnya. Sejatinya, tambah dia, mayoritas petani juga merasakan dampak negatif dari kenaikan harga beras yang signifikan. Sehingga dia menyarankan pemerintah melakukan intervensi terhadap harga gabah supaya tidak jatuh atau naik terlalu tinggi. “Sebenarnya kalau harga gabah stabil, kami juga senang. Karena sudah jelas patokannya. Dari pada harganya tinggi, tapi kami tidak punya gabah, beli beras juga mahal. Nyesek jadinya,” terang dia. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: