Festival Angklung Pelajar di Kuningan Sukses Digelar

Festival Angklung Pelajar di Kuningan Sukses Digelar

KUNINGAN-Julukan sebagai kabupaten angklung seperti yang didengungkan setahun silam, rasanya pantas disandang Kabupaten Kuningan. Itu tidak terlepas dari intensifnya penyelenggaraan kegiatan angklung terutama yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan. Bahkan akhir pekan kemarin sukses mengadakan festival angklung pelajar tingkat Kabupaten Kuningan. Event yang melibatkan ratusan pelajar SD dan SMP tersebut dihelat di Gedung Kesenian Kuningan. Peserta festival angklung menunjukkan kemampuan terbaiknya dan tampil penuh semangat. Festival yang digelar selama dua hari itu diikuti ratusan peserta baik tingkat SD dan SMP, mewakili masing-masing UPTD Pendidikan di tingkat kecamatan. “Kami mengadakan festival angklung tingkat pelajar ini sebagai tindak lanjut dari komitmen Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. Bentuk komitmen ini dilakukan pemerintah daerah, untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni tradisional angklung kepada generasi muda misalnya para pelajar,” papar Kepala Disdikbud Kabupaten Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi kepada awak media dalam keterangan persnya. Menurut Dian, kegiatan festival itu diikuti sebanyak 22 sekolah mulai dari tingkat SD mewakili 22 UPTD Pendidikan di tingkat kecamatan, dan 9 peserta dari SMP. Hasilnya, juara pertama tingkat SD diraih SD Yos Sudarso, Kecamatan Cigugur. Juara kedua ditempati SDN Cidahu, dan juara ketiga diraih SDN dari UPTD Maleber. “Untuk juara pertama tingkat SMP diraih SMPN Kadugede, disusul juara dua SMPN 3 Kuningan dan juara ketiga oleh SMPN 1 Kuningan. Lalu untuk juara harapan diraih SDN Jalaksana, Ciawigebang, dan SD Yos Sudarso Cibunut,” sebutnya. Dengan adanya festival angklung tingkat pelajar, kata Dian, dimaksudkan untuk menggairahkan kembali jiwa seni bagi generasi penerus khususnya anak-anak pelajar, agar tetap lestari dan berkembang lebih maju. Apalagi Kabupaten Kuningan tidak lepas dari sejarah perkembangan angklung, di mana bahwa di Kuningan ini nada angklung diubah dari pentatonik menjadi diatonis. “Angklung dari Kuningan sudah mendunia dan menjadi seni warisan benda dunia. Sekarang saja angklung telah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia tak benda atau intangible cultural heritage of humanity oleh UNESCO pada 16 November 2010 lalu,” ungkapnya. Karena itu, lanjut Dian, festival angklung dapat menumbuh-kembangkan semangat generasi muda khususnya pelajar, agar lebih giat untuk mempelajari dan memainkan angklung. Ditambah, Kuningan sebagai daerah tujuan wisata akan lebih lengkap jika ditunjang dengan seni tradisi yang kuat. “Ini menjadi spirit bagi kita, kalau kita serius untuk dikembangkan di Kuningan, ini akan menjadi nilai tambah bagi Kabupaten Kunigan. Sebab, kita memiliki potensi dan sejarah yang kuat,” tandasnya. Oleh sebab itu, pihaknya bertekad ingin membangkitkan kembali semangat berkesenian angklung di Kabupaten Kuningan. “Bahkan kita telah merancang bagaimana festival ini akan terus kita tradisikan, kita nanti akan adakan diklat bagi guru kesenian tentang angklung, workshop untuk seniman, budayawan, dan pengrajin angklung. Malahan kita juga telah membuat surat edaran ke sekolah-sekolah, bahwa seni angklung dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib,” beber Dian. Sekadar mengingatkan, tahun lalu, Kabupaten Kuningan sudah dinyatakan sebagai kabupaten angklung. Bahkan sebagai penandanya, diselenggarakan pentas angklung kolosal yang melibatkan ribuan pelajar, guru, dan masyarakat di lapangan Pandapa Paramartha. Sejumlah tokoh penting yang merupakan putra daerah hadir dalam deklarasi yang melibatkan lebih dari 5.000 guru dan masyarakat umum tersebut. Panitia juga menampilkan angklung Saung Ujo Bandung. Bisa disebut, penampilan angklung kolosal terheboh yang pernah digelar di Kabupaten Kuningan. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: