Rumah Terancam Longsor, 15 KK Diungsikan

Rumah Terancam Longsor, 15 KK Diungsikan

KUNINGAN-Ancaman banjir akibat meluapnya Sungai Cijangkelok, benar-benar menghantui warga di sejumlah desa di Kecamatan Cibingbin. Apalagi tahun lalu, banjir bandang menerjang delapan desa di kecamatan tersebut dan menimbulkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Dan kali ini, Sungai Cijangkelok kembali meluber hingga pemukiman penduduk. Di Desa Cipondok, ada 15 kepala keluarga yang diungsikan ke lokasi aman lantaran rumah mereka yang berada di bantaran sungai terancam longsor. Evakuasi terhadap 15 KK tersebut dilakukan oleh warga setempat setelah melihat air sungai mulai naik sekitar pukul 16.00 WIB. Salah seorang warga Kecamatan Cibingbin, Yayan membenarkan adanya warga di Desa Cipondok yang terpaksa dievakuasi karena rumahnya terendam banjir dan juga terancam longsor. Proses evakuasi berlangsung hanya setengah jam sebelum air sungai menggenangi pemukiman penduduk. “Ya memang ada warga yang dievakuasi karena rumahnya terancam longsor. Bagian belakang rumah sudah terkena abrasi sungai. Jika tetap tinggal di rumah itu dikhawatirkan akan ambruk, dan menimbulkan korban. Sekitar pukul 16.30 WIB, lima belas KK terpaksa diungsikan untuk keselamatan,” ujarnya kepada Radar. Yayan juga menjelaskan bahwa sebelumnya hanya ada lima KK di desa tersebut yang rumahnya terancam ambruk. Namun melihat besarnya arus sungai, masuk lagi laporan jika ada 10 rumah yang juga terancam. Meski belum ada pendataan resmi, namun dia memperkirakan jumlahnya sebanyak 15 KK. “Untuk pendataan resmi berapa sebenarnya jumlah rumah yang terencam, belum ada. Sebab air mulai surut sekitar pukul 18.30. Tadi sore air sampai pemukiman penduduk. Yang saya tahu, ada 15 KK di Desa Cipondok yang harus diungsikan demi keselamatan. Rumah mereka terutama bagian belakang yang berada tepait di pinggir sungai mulai reta-retak,” jelas Yayan. Dia juga menyebutkan jika banjir kali ini terjadi di Desa Sukaharja, Cibingbin, Cipondok, Citenjo, dan Dukuhbadag. Untuk Desa Sindangjawa sendiri hanya sawahnya saja yang terencam lantaran posisi desa tersebut lebih tinggi dari sungai. “Ketinggian air di pemukiman penduduk sekitar 35 sentimeter. Kalau yang pas di deket bantaran sungai, lebih tinggi. Air juga nyampai ke Alun-alun Desa/Kecamatan Cibingbin. Meski tidak separah banjir tahun lalu, tapi masyarakat tetap resah. Mereka takut banjir susulan kembali datang saat malam hari,” katanya. Sementara itu, Camat Cibingbin Gumelar menyatakan, hingga mala mini, air sudah surut. Pihaknya menerima laporan jika sejumlah rumah di beberapa desa terencam air. Sama seperti Yayan, Gumelar juga menyebutkan desa-desa yang tergenang banjir. Dia menambahkan, di Desa Sukaharja ada dua rumah yang penghuninya diungsikan. Pasalnya, rumah tersebut berada di tepian sungai sehingga begitu banjir datang, rumah langsung terencam. “Enggak ada warga yang sampai mengungsi kemudian ditampung di posko. Kecuali dua penghuni rumah yang berada di sisi sungai itu. Banjir sekarang hanya sekitar 35 sentimeter dan sudah kembali surut,” papar Gumelar. Kendati begitu, dia tetap mengimbau kepada seluruh warga yang wilayahnya terkena banjir untuk terus waspada, dan menggiatkan siskamling. Sebab, bisa saja ketika terjadi hujan deras kembali, air sungai meluap lagi. “Kami mengimbau kepada masyarakat di wilayah yang terkena banjir untuk selalu waspada, terutama jika hujan deras. Ini untuk antisipasi jika terjadi banjir susulan di malam hari. kami juga sudah meminta kepada para kepala desa untuk membuat posko di desanya masing-masing. Tapi jika banyak warga yang mengungsi, nanti akan dibuat posko di kecamatan. Untuk sementara baru posko di setiap desa yang terkena banjir saja,” ungkapnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: