Begini Kronologi Penyerangan KH Hakam Mubarok Lamongan

Begini Kronologi Penyerangan KH Hakam Mubarok Lamongan

CIREBON - Kasus penyerangan terhadap KH Hakam Mubarak, Lamongan, kini dalam penanganan polisi. Sementara itu, pelaku sudah teridentifikasi bahwa Nadang Triyana merupakan warga asal Cirebon. Orang tua pelaku pun kini dibawa ke Jawa Timur untuk dimintai keterangan terkait kondisi kejiawaan anaknya. Nandang sendiri saat ini sudah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim sejak Senin (19/2). Keberangkatan ke Jawa Timur juga dibenarkan Tati (65). Perempuan yang merupakan bibi dari Nandang itu mengatakan ada tiga orang yang berangkat. Yakni Satibi dan Sriyani selaku orang tua (ortu) dan adik perempuan Nandang. “Tadi sore (kemarin, red) berangkat. Dari sini bertiga. Intinya dibawa polisi untuk ketemu Nandang. Keluarga juga tidak ada yang tahu selama ini Nandang di mana. Kaget juga ketika tahu-tahu ada kabar dia di Lamongan dan terlibat masalah,” katanya. Seperti diberitakan, Nandang menyerang KH Hakam Mubarok, pimpinan Ponpes Karangasem Muhammadiyah Paciran, Lamongan, Jatim, Minggu 18 Februari 2018. Saat itu menjelang salat duhur, Kiai Hakam melihat Nandang duduk di depan gapura Masjid Al Manar. Dia lalu memintanya berpindah tempat. Alasannya, tidak pantas karena waktunya salat. Sarung Nandang ditarik agar yang bersangkutan mau pindah. Ternyata tak mau berpindah tempat. Dia tetap duduk sambil membawa makanan ringan. Makanan ringan itu akhirnya ditampel karena takut mengotori tempat sekitar. Nandang sontak berdiri. Dia mengamuk dan menantang Kiai Hakam untuk berkelahi. “Ayo aku gak takut sama kamu kalau berani berkelahi sekarang,” kata Kiai Hakam menirukan perkataan Nandang. Sesaat kemudian, pria gundul itu menyerang Kiai Hakam menggunakan tangan kosong. Serangan itu tidak mengenai tubuh Kiai Hakam. Takut serangan itu semakin membabi buta, Kiai Hakam memilih menghindar. Namun, dia ternyata dikejar. Kiai Hakam kemudian berusaha menyelamatkan diri dengan berputar-putar di lokasi setempat sejarak sekitar 30 meter. “Saya lari, sempat terjatuh karena kehabisan napas, hingga luka di bagian siku sebelah kanan,” cerita Kiai Hakam. Salah satu warga desa setempat yang mengetahui Kiai Hakam dikejar akhirnya melakukan pencegahan. Warga tersebut juga berteriak meminta bantuan para santri ponpes setempat. “Langsung dikepung orang banyak, hingga diamankan ke dalam pondok, lalu dilaporkan ke polisi,” pungkas Kiai Hakam. (dri/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: