Tahun Ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berkisar 5,1-5,5 Persen

Tahun Ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berkisar 5,1-5,5 Persen

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia D.W. Agus Martowardojo, yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 akan berkisaran antara 5,1 hingga 5,5 Persen. Hal tersebut dikatakan Agus saat memberikan kuliah umum dengan tema “prospek industri keuangan perbankan dan tantangan kesiapan sumber daya manusia dalam menghadapi ekonomi digital,” di kampus Perbanas, Jakarta, Rabu (21/2). Menurut Agus, pertumbuhan akan merangkak tinggi apabila konsisten melakukan reformasi struktural seperti yang dilakukan pemerintahan saat ini melalui kementerian keuangan dan BI. “Kita bisa mencapai kisaran yang tinggi 5,1-5,5 persen. Tapi kalo sampe kita tidak melanjutkan reformasi struktural secara konsisten, itu tentu nanti akan sedikit dibagian bawah dari 5,1-5,5,” terang Agus. Untuk itu, Gubernur BI tersebut mengajak siapa saja terutama industri keuangan perbankan untuk melakukan reformasi struktural dan menberikan yang terbaik untuk Indoensia. Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dengan nilai rata-rata yang tinggi, kata Agus, Indonesia harus memiliki USD 12.400 per kapita. Angka tersebut untuk dapat naik peringkat menjadi High Income Country. “Indoensia income per kapitanya itu maasih USD 3.400 per kapita. Kalau kita lihat Singapura itu di atas USD 52.000 dolar per kapita,” jelas Agus. Melihat pertumbuhan ekonomi negara tetangga secara struktural, memiliki perekonomian yang lebih baik dari indonesia. Karna itu Indonesia harus termotivasi. “Sebagai gubernur BI, mengelola institusi ini tujuan dari Bi itu mencapai dan menelihara kestabilan nilai rupiah,” pungkasnya. Selaras dengan pernyataan Gubernur BI Pengamat ekonomi Chatib Basri juga mengatakan, tahun politik di 2018 akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2%-5,3%. Pada tahun 2017 ekonomi Indonesia tumbuh 5,07%. Chatib mengatakan, pada tahun politik ini konsumsi dan daya beli masyarakat akan meningkat berasal dari partai politik yang melakukan kampanye secara besar-besaran. “Pilkada (pemilihan umum kepada daerah) itu akan banyak uang buat kampanye jadi mendorong daya beli masyarakat. Belum lagi pemilihan presiden, di September 208 setidaknya sudah announce (pengumuman) kandidat presiden,\" ujarnya. (zain)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: