Warga Lemahabang Kulon Siap Menerima Kepulangan Nandang Triyana

Warga Lemahabang Kulon Siap Menerima  Kepulangan Nandang Triyana

CIREBON-Nandang Triyana kadung heboh. Itu setelah pria 23 tahun yang diduga mengalami gangguan jiwa itu menyerang KH Hakam Mubarok, pengasuh Ponpes Muhammadiyah Karangasem, Paciran, Lamongan, Jatim. Setelah ditangani tim medis di RS Bhayangkara Polda Jatim, kemungkinan Nandang dipulangkan ke rumahnya di Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemabahang, Kabupaten Cirebon. Umumnya warga Desa Lemahabang Kulon maklum dengan kondisi yang dialami oleh Nandang. Warga pun siap menerima Nandang jika nanti persoalan yang dihadapinya sudah selesai dan dibolehkan pulang oleh pihak kepolisian. Seperti disampaikan warga bernama Sulaiman (45). Dia mengatakan warga pasti menerima Nandang. Tapi, sambung dia, pihak keluarga juga harus melakukan pengawasan ekstra kepada Nandang agar tidak membahayakan warga lainnya. “Jangan sampai lengah terus nyerang orang. Harus diawasi benar-benar,” ujarnya. Ditambahkan, selain harus benar-benar dilakukan pengawasan, pengobatan untuk memulihkan Nandang juga perlu dilakukan. “Sekarang kan serba gampang, mau berobat tinggal datang ke rumah sakit. Yang penting punya BPJS. Kalau belum punya, bisa minta difasilitasi sama desa. Apalagi di Cirebon ada klinik kejiwaan untuk orang yang mengalami gangguan kejiwaan,” imbuh Sulaiman. Sementara Kuwu (Kepala Desa) Lemahabang Kulon, Rudiana mengatakan sampai kemarin sore pihak keluarga Nandang belum pulang ke Cirebon. Pihak keluarga kemungkinan baru sampai di Cirebon hari ini Jumat (23/2). “Informasi terakhir, ibu dan adiknya pulang, bapaknya nungguin di sana (Surabaya, red). Nunggu proses pemeriksaan selesai. Tapi bisa berubah juga, akan kita sampaikan jika nanti ada perkembangan lagi,” tuturnya. Menurutnya, jikan nanti Nandang pulang, hal yang harus diperhatikan adalah proses penyembuhan. Dijelaskan, pihak pemerintah desa akan membantu proses-proses yang diperlukan jika penyembuhan Nandang dilakukan di Cirebon. ”Kita kan belum tahu apakah nanti pulang atau tidak. Tapi kalau pulang, Insya Allah kita bantu. Akan kita fasilitasi, mudah-mudahan bisa sembuh seperti dulu,” jelasnya. Diakuinya, sampai saat ini kondisi di Lemahabang Kulon cukup kondusif. Meskipun kasus tersebut membuat geger, namun saat ini tidak ada satu pun warga yang menyatakan penolakan atau tidak menerima kepulangan Nandang. “Tidak mungkin kita tolak, harus kita terima. Namun yang terpenting pengawasan harus ketat dan pengobatannya ditempuh,” ungkapnya. Sebelumnya, Muna, salah satu tetangga, juga memahami kondisi Nandang. Dia mengatakan warga sekitar sempat menduga Nandang tak akan muncul lagi. Pasalnya, ketika kabur dari rumah empat tahun lalu, ia dalam kondisi mengalami gangguan jiwa dan depresi berat. “Kecilnya sih bener, pernah sekolah dan sampai SMP. Gangguan jiwa itu mungkin lebih karena tekanan. Sepertinya faktor ekonomi. Berhenti sekolah karena masalah biaya,” ujar Muna, salah satu tetangga Nandang saat dijumpai Radar. Warga sekitar, sambung Muna, tahu bahwa Nandang mengalami gangguan jiwa. Apalagi pada satu kesempatan, Nandang pernah berjalan dari musala sambil membawa buku Yasin dan lembaran Yasin disebar di jalan menuju rumahnya. “Nah dari situ mulai ada perubahan, ya seperti mengalami gangguan jiwa. Dia mulai jarang keluar rumah, banyakan ngurung diri. Sampai akhirnya kabur dan tidak pernah kembali lagi,” imbuhnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: