Bencana Alama Merata, Ciayumajakuning Waspada

Bencana Alama Merata, Ciayumajakuning Waspada

HUJAN deras masih terus terjadi. Februari ini diprediksi menjadi puncaknya. Karena itu, warga Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) harus terus waspada. Banjir, longsor, dan tanah gerak masih mengancam. Salah satu peristiwa yang membuat waswas sejak sore kemarin hingga tadi malam adalah meluapnya Sungai Cikaro yang melintasi Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan. Sekitar pukul 18.00, luapan air sungai yang tembus ke Waduk Cileuweung tersebut menerjang pemukiman penduduk Desa Kawungsari, terutama yang berada di sepanjang bantaran sungai. Luapan air setinggi dua meter itu mengakibatkan sekitar 40 rumah warga rusak berat dan ratusan lainnya terendam. Bahkan dalam kejadian banjir bandang itu ada dua unit mobil yang terbawa derasnya air sungai hingga beberapa meter. Beruntung penghuni rumah di sepanjang bantaran sungai segera dievakuasi ke lokasi yang aman. Keterangan yang diperoleh Radar Cirebon, bencana banjir bandang selain menimpa warga Kawungsari juga dirasakan penduduk Desa Tarikolot, Kecamatan Cibeureum yang lokasi desanya berada di bibir Sungai Cikaro. Namun hingga saat ini belum diperoleh keterangan menyangkut berapa rumah di Desa Tarikolot yang terkena dampak banjir. Pemcam Cibeureum saat ini melakukan pendataan terhadap warga di kedua desa tersebut yang rumahnya terendam banjir bandang. Upaya lain yang dilakukan pihak kecamatan dan Pemdes Kawungsari adalah menyingkirkan material bekas banjir yang menumpuk di pemukiman penduduk. Datangnya banjir secara tiba-tiba membuat warga panik. Tangis anak-anak dan wanita langsung pecah ketika air setinggi dua meter menerjang rumah-rumah warga. Mereka berhamburan menyelamatkan diri ke lokasi lebih aman yakni balai desa. Akibat banjir bandang ini, lebih dari 100 rumah terendam air, dan 40 lainnya mengalami rusak berat. Seperti diceritakan Asep Suja (40), warga RT 01 RW 04 Desa Kawungsari. Dia mengatakan tingginya arus aliran Sungai Cikaro membuat banyak material yang terbawa banjir. Air masuk rumah dengan ketinggian hingga setengah meter. Tidak hanya air, banyak juga material lumpur dan batang pohon yang membuat sebagian desa luluh lantak. Banyak hewan ternak milik warga yang ikut terbawa hanyut. Selain itu, derasnya aliran juga membuat rumah warga ambruk. \"Ada beberapa warung juga material bangunanya terbawa hanyut. Juga ada dua mobil yang terbawa sekarang sudah ada di tengah sawah, belum dievakuasi,\" tutur Asep saat dihubungi melalui sambungan telepon seluar, tadi malam. Menurut Asep, daerah yang terdampak paling parah berada di sebelah selatan sisi Sungai Cikaro. Karena kondisi banjir tersebut, aliran listrik pun mati. Aliran sungai mulai masuk ke rumah warga sekitar sore hari, menjelang magrib. Aliran air semakin deras karena hujan lebat yang terjadi di hulu sungai. Aliran Sungai Cikaro sendiri memiliki hulu di wilayah Gunung Tilu Kecamatan Karangkancana dan mengalir ke hilir ke wilayah Brebes, Jawa Tengah. Aliran sungai tak terbendung, saat tanggul jebol. Air melewati ketingian jembatan. Kemudian masuk ke rumah warga, hingga membuat kondisi berantakan. Karena membawa material lumpur dan bongkahan kayu. \"Banyak lumpur yang masuk ke rumah, ini banjir yang terparah selama saya tinggal di sini,\" ucapnya. Sejauh ini, kata Asep, belum ada bantuan dari pemerintah daerah. Hanya ada beberapa petugas BPBD yang datang. \"Kalau orang yang hanyut sejauh ini tidak ada, hanya hewan ternak dan rumah saja ada yang ambruk,\" katanya. Camat Cibeureum Pulung Sugandi membenarkan adanya banjir bandang yang menimpa ratusan warga Kawungsari dan Tarikolot. Pulung menceritakan, banjir bandang mulai berlangsung sekitar pukul 18.00 sebelum Maghrib. Air sungai Cikaro tiba-tiba meluap setinggi dua meteran dan menghantam rumah-rumah warga yang berdiri di sepanjang bantaran sungai. “Airnya datang secara tiba-tiba dalam kondisi yang cukup besar. Tingginya hampir dua meteran, dan langsung masuk ke rumah penduduk. warga sendiri tak menyangka bakal ada banjir bandang lantaran sungai ini jarang banjir seperti sekarang,” terang Pulung yang saat dihubungi Radar Cirebon masih berada di lokasi kejadian, tadi malam. Saking besarnya air bah, lanjut Pulung, dua unit mobil milik warga setempat ikut terbawa banjir. Salah satu mobil milik warga bernama Panji, jungkir balik hingga bannya berada di bagian atas. Sedangkan satu mobil lainnya milik Suja, terseret banjir dan tersangkut di tiang jembatan. “Mobil itu berada di luar garasi, tiba-tiba air bah datang dan menerjang mobil hingga terbalik. Satu lainnya terseret beberapa meter, kemudian tersangkut di tiang jembatan. Selain mobil, garasinya juga ikut terbawa banjir. Beruntung dalam musibah banjir ini tidak ada korban jiwa. Warga yang rumahnya rusak berat kami evakuasi ke balai desa,” papar Pulung. Pulung juga mengatakan jika jarak antara bibir sungai dengan perumahan penduduk sekitar 15 meteran. Bukan hanya rumah saja yang mengalami kerusakan, pagar dan sawah juga terendam banjir. Untuk kerugian akibat banjir, Pulung belum bisa memastikannya. Pihaknya juga sudah melaporkan bencana alam itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Plt Bupati Kuningan Dede Sembada. “Sekarang airnya sudah mulai surut, namun tetap saja warga trauma. Yang dikhawatirkan warga adalah banjir susulan malam ini, apalagi sekarang hujan deras turun kembali. Kami juga sudah meminta kepada warga untuk selalu waspada,” ujarnya didampingi Kepala Desa Kawungsari, Kusjo. Langkah lainnya yang dilakukan pihak kecamatan, sambung Pulung, berkoordinasi dengan perusahaan yang tengah mengerjakan pembangunan bendungan Waduk Cileuweung. Sebab di lokasi pembangunan waduk ada terowongan di mana Sungai Cikaro melintasi terowongan tersebut. “Apakah banjir bandang di desa ini lantaran ada terowongan sehingga aliran air sungai tersumbat, atau memang karena faktor hujan yang turun sangat deras. Koordinasi ini sangat penting mengingat warga juga trauma atas kejadian banjir bandang tersebut,” ungkapnya. (ags/jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: