Usulan Pola Air Mancur Atasi Kemacetan Belum Direspons Dishub dan Polres

Usulan Pola Air Mancur Atasi Kemacetan Belum Direspons Dishub dan Polres

CIREBON-Situasi jalanan Kota Cirebon yang semakin padat jadi fenomena baru yang mulai dirasakan masyarakat terutama pengguna jalan. Terlebih lagi dengan hadirnya pusat perbelanjaan dan jalanan yang kian sempit dimakan parkir dan pedagang kaki lima (PKL). Sehingga, warga Kota Cirebon saat ini sudah akrab dengan kemacetan. Itu menjadi perhatian serius Ketua Forum Lalu Lintas Kota Cirebon Adang Djumhur. Dikatakan Adang, seringkali permasalahan kemacetan ini dibahas. Berbagai cara alternatif pun ditawarkan. Sejauh ini, kata Adang, Forum Lalu Lintas Kota Cirebon pernah mencoba uji coba Jalan Kartini satu arah. Yang kemudian merekayasan jalur Ahmad Yani-Karanggetas yang termasuk lalu lintas di kebon baru. Terakhir, uji coba rekayasa lalu lintas satu arah di malam hari khusus Jalan Cipto Mangunkusumo. \"Semua yang kita upayakan itu kami evaluasi sambil menunggu masukan dari masyarakat. Karena permasalahannya macet ini mulai menghantui Kota Cirebon kedepannya,\" ujarnya. Namun, upaya rekaya lalu lintas (lalin) terakhir itu dirasanya kurang efektif. Setelah diuji, lanjut Adang, ledakan kemacetan justru menyebar di sekitar jalur yang diberlakukan rekayasa tersebut. Artinya, rekayasa lalu lintas tidak cukup diberlakukan hanya pada satu jalur. Sehingga, perlu sinergitas rekayasa antara jalur satu ke jalur yang lainnya. \"Jujur saya pesimistik dengan uji coba Jalan Cipto satu arah di malam hari. Karena rekayasa jalur lalin di Kota Cirebon itu tidak bisa diselesaikan dengan hanya merekayasa satu jalan tertentu. Mengingat satu sama lainnya berhubungan. Ketika dipotong satu jalannya, ledakannya justru menyebar dan semakin padat,\" jelasnya. Saat ini, pihaknya tengah mengusulkan agar rekayasa lalu lintas di Kota Cirebon justru harus dimulai ketika memasuki kawasan perkotaan. Mulai dari lalu lintas dari arah Tuparev menuju Kartini dan Gunungsari itu diluruskan ke arah Kartini. Usulan tersebut dipercaya Adang akan meminimalisir kemacetan yang ada di wilayah-wilayah padat Kota Cirebon. Kemudian, rencana rekayasa di Jalan Kartini itu hanya satu arah. Ketika bertemu di perempatan Siliwangi-Veteran-Ahmad Yani, lalu lintas diteruskan juga searah. “Siliwangi satu arah, Veteran satu arah dan Ahmad Yani pun demikian. Nantinya, dari arah Ahmad Yani itu masih akan tetap dibuat satu arah sampai Jalan Tentara Pelajar yang kemudian kembali lagi ke Jalan Cipto,” ujar Adang. Sehingga nantinya, pola rekayasa yang tercipta seperti air mancur yang kembali memutar. \"Jadi pakai pola air mancur. Begitu masuk Kartini, memutar kembali sampai Cipto. Satu arah semua. Sehingga pemberlakuan satu arah ini tidak memusat di satu ruas jalan saja. Penataannya harus dari berbagai jalur,\" terangnya. Konsep tersebut sebelumnya pernah ditawarkan Adang untuk mengurangi kemacetan di jalan Cirebon. Namun belum mendapat respons dari pemerintah daerah. Mengingat, konsep dengan pola air mancur itu cukup berisiko karena melibatkan lebih banyak unsur. Namun jika disetujui, ia merasa konsep rekayasa lalu lintas dengan pola air mancur ini cukup mengurangi kemacetan di jalan protokol Kota Cirebon. Meski faktanya, kini jalanan Cirebon semakin padat merayap. \"Rekayasanya memang harus satu paket sebetulnya. Mencoba satu jalur di satu jalan kemarin itu justru menimbulkan ledakan macet disana-sini. Maka dari itu, rekayasa lalin ini tidak bisa hanya di satu jalan saja. Penataannya harus dari berbagai jalur. Pernah kita tawarkan konsep ini, tapi belum mendapat respons baik di forum lalin, dishub maupun kepolisian karena risikonya agak besar mengingat unsur yang terlibat jadi lebih banyak,\" paparnya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: