Marak Isu Penyerangan Orgil terhadap Ulama, Begini Jawaban Jenderal Gatot

Marak Isu Penyerangan Orgil terhadap Ulama, Begini Jawaban Jenderal Gatot

BOGOR - Belakangan isu penyerangan orang gila (orgil) terhadap ulama sedang menjadi perbincangan publik. Banyak kalangan menduga, sengaja teror itu dihembuskan untuk mengacaukan situasi, terlebih di tahun politik. Menurut Jenderal Purn Gatot Nurmantyo, kekayaan alam Indonesia begitu luar biasa besar. Wajar, ketika kemudian bangsa lain iri dengan apa yang dimiliki Indonesia. Salah satu cara untuk menguasai kekayaan Indonesia adalah dengan melakukan adu domba sesama rakyat Indonesia. Begitu jawaban Gatot yang mengutip kalimat Proklamator RI, Soekarno, saat ditanya Pimpinan Majelis Al Ihya Insan Kamil Bogor tentang kasus \'orang gila\' yang marak melakukan kekerasan terhadap ulama. \"Di Maluku pernah dicoba diadu domba antara Islam dengan Nasrani, di Poso hal yang sama juga terjadi. Di Kalimantan Barat suku Dayak dengan Madura. Usaha tersebut gagal dan tidak meluas secara nasional,\" ujarnya sebagaimana dilansir RMOl Jabar (Jawa Pos Grup), Minggu (25/2). Jenderal Gatot menjelaskan bahwa saat ini para ulama sedang memainkan peran sentral dalam mendinginkan suasana. Namun di tengah aksi itu, ada yang menginginkan Indonesia seperti Suriah, yaitu adu domba sesama Islam. \"Sebab cara yang paling mudah menghancurkan Indonesia adalah melalui ancaman kepada para ulamanya,\" sambungnya. Dia menjabarkan bahwa ulama sejatinya adalah pewaris ajaran nabi. Bahkan, kata Gatot, ada hadist yang menyebut satu ulama setara dengan 10 ribu umat. \"Dalam surat Ali-Imran 18 para ulama malah disejajarkan dengan malaikat,” urainya menukil Alquran. Para ulama dan ajaran yang dibawa, sambung Gatot, dapat menjaga sebuah negara dari azab Allah SWT. Kalau sudah tidak ada lagi ulama, negara ini bisa sangat mudah dihancurkan. \"Oleh karenanya sekali lagi saya menyampaikan agar kita selalu waspada. Bahwa perbedaan adalah ciptaan-Nya. Simpan dalam-dalam perbedaan, mari tonjolkan persamaan. Umat Islam, TNI, dan Polri bersama menjaga para ulama. Maka mari kita satukan hati untuk Indonesia,\" ajak Jenderal Gatot. Dia menegaskan, di Indonesia peran ulama dalam pendirian negara sangat besar. Sejarah mencatat, revolusi jihad adalah hasil inisiatif dari KH Hasyim Ashari. KH Hasyim Ashari kemudian bersama Singa Siliwangi, KH Abbas bin Abdul Jamil memimpin pasukan jihad berperang melawan sekutu. \"Ini semua terjadi pada saat TNI (BKR) baru berumur 35 hari. Tidak bisa dipungkiri peran umat Islam melalui para ulamanya sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan lalu,\" tukasnya. (mam/ce1/JPC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: