Lagi, Ditemukan Korban Tewas di Lokasi Banjir

Lagi, Ditemukan Korban Tewas di Lokasi Banjir

CIREBON-Korban tewas bencana banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung di Kabupaten Cirebon bertambah. Selasa (28/2), tim relawan gabungan mengevakuasi sesosok tubuh laki-laki yang tersangkut di rumpun bambu yang terdampar di tengah Sungai Cisanggarung. Dengan temuan itu, berarti jumlah korban tewas akibat banjir di WTC karena luapan sungai Cisanggarung dan Cijangkelok menjadi empat orang. Jenazah yang berhasil dievakuasi kemarin diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri usia sekitar 60 sampai 70 tahun, rambut hitam pendek dan lurus serta beruban. Saat ditemukan korban mengenakan kaus berkerah warna biru dengan tulisan Owen pada bagian leher dan mengenakan celana pendek warna biru. “Langsung dibawa ke kamar mayat RSUD Waled. Kayaknya bukan warga sini (Bojongnegara, red). Gak ada yang kenal,” jelas Khairudin, warga Desa Bojongnegara, Kecamatan Ciledug. Korban sendiri diperkirakan sudah meninggal sekitar lima hari. Sementara itu, banjir besar yang terajdi beberapa waktu lalu di WTC dituding merupakan dampak dari pembangunan jalan tol yang membelah wilayah timur Cirebon. Hal tersebut disampaikan Kuwu Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pasaleman, Dara Daramanto saat melakukan diskusi bersama anggota Komisi V DPR RI, Yoseph Umar Hadi. Menurut Dara, banjir besar yang terjadi kali ini adalah terbesar yang pernah ia rasakan. “Saya paham jika ada beberapa hal yang menjadi penyebab banjir. Tapi saya tidak setuju jika cuaca ekstrem, hujan besar dan hanya karena aktivitas warga yang membuat bata bata dijadikan kambing hitam. Keberadaan jalan tol, terutama besaran gorong-gorong dan jembatan yang bikin lambat laju air. Ini hasil diskusi saya dengan kuwu-kuwu di Kecamatan Ciledug,” ungkap Dara. Menanggapi masukan dari kuwu, Yoseph berjanji akan bersama-sama warga melakukan protes jika hal tersebut memang menjadi penyebab banjir. Dikatakan Yoseph, saat ini pihaknya bersama BBWS telah turun ke lokasi dan sejumlah titik tanggul-tanggul yang kritis untuk mencari penyebab utama terjadinya banjir. Dalam penelusuran tersebut, Yoseph menemukan adanya eksploitasi terhadap tanggul oleh aktivitas mayarakat dan pendangkalan sungai. Terpisah, Koordinator Pam Aset & Busdev Tol Kanci Pejagan, Ami Armando mengatakan titik jembatan yang dipersoalkan yang melintang di Sungai Cisanggarung tersebut sudah ada kajiannya melalui balai hidrologi dan tata air. “Jembatan itu jauh lebih panjang dari bantaran Sungai Cisanggarung. Yang terdampak banjir kan bukan hanya di sisi selatan tol, tapi sisi utara juga. Jadi saya rasa itu bukan karena dampak pembangunan tol,” ungkapnya kepada Radar. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: