Martono Sengaja Dilarikan?

Martono Sengaja Dilarikan?

KEJAKSAN – Pengungkapan kasus PD Pembangunan terus berkembang. Wakil Sekretaris DPC Peradi Cirebon, Sahroni Iva Sembiring SH menilai dalam perkara PD Pembangunan diduga ada unsur kesengajaan keberadaan Martono dikaburkan atau dilarikan, dan bukan melarikan diri. Dengan maksud agar kasus ini terputus atau missink link. “Kedudukan Martono dalam kasus ini kunci. Dan sampai sekarang masih buron, diduga ada unsur kesengajaan keberadaan Martono dikaburkan,” ujarnya, Rabu (8/9). Menurutnya, terindikasi kuat kedudukan Martono sinonim dengan Anggodo Wijoyo, Arimuladi dan Istianto dalam kasus dugaan korupsi Masaro. Memerankan tiga makelar kasus (markus) sekaligus. Posisinya sebagai penerima dan penyalur dana-dana untuk oknum-oknum tertentu. Adapun posisi Ismu Widodo hanya sebagai kambing hitam, sama dengan posisi Erli Pasini dalam kasus PD Bank Pasar. “Artinya cukup jelas dalam kasus ini disinyalir ada sindikat dan aktor intelektual atau dader sebagai skenario kasus. Mengarah kepada Mr X yang memiliki kedudukan stragis,” paparnya kepada koran ini saat ditemui di Sekretariat Peradi Cirebon Jl Diponegoro, tanpa menyebutkan identitas Mr X dimaksud. Tujuan menskenariokan kasus ini, kata dia, memanipulasi data-data tanah untuk menggelapkan uang negara untuk memperkaya diri sendiri. Dengan cara korupsi agar uang negara sebesar Rp784.000.000 hasil penjualan tanah di Blok Siwodi milik PD Pembangunan tidak masuk ke PAD Kota Cirebon. “Yang saya sampaikan ini analisis didukung dengan data dan fakta,” tandasnya. Sahroni menambahkan, menyikapi ini, seharusnya DPRD Kota Cirebon cepat tanggap mengapresiasi kasus-kasus tersebut, untuk memanggil pihak yang terkait agar dapat terkuak dan terbongkar secara jelas. Bila perlu, DPRD mengajukan hak interpelasi atas kasus tersebut. Sementara itu, Kepala Seksi Intel Kejari Cirebon, Asep Sunarsa SH menyebutkan, tersangka baru dalam kasus PD Pembangunan tidak hanya satu, ada tiga sampai empat nama yang telah masuk dalam daftar surat perintah penyidikan. “Ada tiga atau empat nama lagi. Satu di dalamnya memang ada yang berinisial S,” ucapnya singkat saat dihubungi koran ini melalui telepon selularnya. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: