Petani Panen Raya, Harga Beras di Indramayu Berangsur Turun

Petani Panen Raya, Harga Beras di Indramayu Berangsur Turun

INDRAMAYU-Musim panen raya di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) sambung-menyambung. Setelah Kecamatan Gantar, kini giliran para petani di wilayah Kecamatan Kroya menikmati hasil jerih payah tanaman padi yang mereka tanam. Musim panen padi rendeng tahun ini, juga membuat petani sawah tadah hujan di sana sumringah. Sebabnya, selain hasil produksi meningkat rata-rata mencapai 7 ton per hektare, harga jual gabah cukup memuaskan yakni dikisaran Rp5.000 perkilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Rp5.500 sekilo Gabah Kering Giling (GKG). “Alhamdulillah, petani kami bisa panen raya dengan hasil cukup memuaskan,” ucap Camat Kroya A Syafruddin AS SPd, MSi kepada Radar, Rabu (28/2) usai mendampingi kunjungan kerja Dandim 0616/Indramayu Letkol Kav Agung Nur Cahyono SIP MTr (Han) serta jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu. Disebutkan Camat Syafruddin, musim panen padi merata di wilayahnya merata di 9 desa dan berlangsung sejak pertengahan Februari lalu. Hingga akhir bulan, tersisa beberapa desa di wilayah utara yang melaksanakan panen padi. “Tinggal beberapa desa saja yang masih panen. Kalau yang di sebelah selatan hampir tuntas semua. Malah petani di sana sedang bersiap untuk percepatan musim tanam gadu. Mumpung masih musim penghujan, ketersediaan air bisa mencukupi,” terang dia. Sementara itu mulai berlangsungnya musim panen padi, membuat gejolak harga beras mulai teratasi setelah diperoleh tambahan produksi melalui panen di sejumlah kecamatan. Harga beraspun berangsur turun. Pengelola penggilingan padi, Rusnadi menyebutkan, saat ini harga beras kualitas medium yang sebelumnya mencapai Rp13 ribu per kilogram, kini mulai turun menjadi Rp11-12 ribu per kilogram. Dalam waktu dekat, dia memprediksinya harganya akan kembali merosot dikisaran Rp10 ribu per kilogram. “Sekarang harganya memang masih belum turun tajam. Karena meskipun sudah panen raya, hujan masih turun. Ini yang membuat proses penggilingan gabah menjadi beras membutuhkan waktu lebih lama. Gabah tidak bisa langsung diproduksi lalu didistribusikan ke pasar,” jelasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: