Bom Bunuh 120 Orang

Bom Bunuh 120 Orang

Kelompok Taliban Klaim Bertanggung Jawab QUETTA - Serangkaian bom yang menghantam sejumlah wilayah Pakistan dalam beberapa hari terakhir semakin tidak terkendali. Otoritas setempat mencatat korban tewas sampai Jumat (11/1), bertambah, sehingga menjadi 120 orang. Lima orang yang sebelumnya terluka dalam bom kembar di tempat permainan biliar Kamis (10/1) malam waktu setempat, akhirnya tewas. Hamid Shakeel, kepala kepolisian Kota Quetta menyatakan bahwa, korban tewas dari serangan tersebut menjadi 86 orang. Serangan itu paling parah di antara tiga pengeboman yang menarget kelompok Syiah dan tentara di Quetta, ibu kota wilayah rawan konflik Provinsi Baluchistan. Sebuah serangan lain menghantam sebuah masjid Suni di barat laut Pakistan di hari yang sama, Kamis. Pemakaman korban dilangsungkan Jumat malam. Serangan di tempat biliar diawali dengan bom bunuh diri. Sebuah bom mobil meledak di lokasi yang sama beberapa saat kemudian. Penyerang kerap menggunakan strategi bom susulan demi memaksimalkan jumlah korban. Sebab, mereka juga menarget tim penyelamat dan orang lain yang berduyun-duyun ke lokasi untuk membantu korban. Kepala Kepolisian Miz Zubair Mehmood kepada CNN membenarkan bahwa, ledakan kedua terjadi saat petugas dan wartawan tiba di lokasi. Seorang kamerawan dari televisi swasta lokal menjadi salah seorang korban. Sembilan korban lainnya adalah polisi. Minoritas Syiah di Pakistan semakin sering menjadi target serangan kelompok militan Suni yang menganggap mereka sesat. Lashkar e Jhangvi, sebuah kelompok Suni garis keras yang mempunyai hubungan dekat dengan Taliban Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Syiah Hazara, yang bermigrasi dari Afghanistan lebih dari seabad lalu sudah puluhan kali menjadi target kelompok tersebut di Quetta dalam beberapa tahun terakhir. Namun, serangan Kamis lalu jauh lebih mematikan daripada yang sebelumnya. Sebelumnya, sebuah bom lain yang disimpan dalam sebuah tas meledak di dekat sebuah mobil yang ditumpangi personel paramiliter di lokasi berbeda di Kota Quetta. Ledakannya menewaskan 12 orang dan melukai 45 yang lain. Bom tersebut sempat diketahui oleh penduduk setempat. Namun, bom itu dapat diledakkan dengan remote control sebelum pihak tentara mengambil tindakan. Ledakan tersebut berada di dekat pos pemeriksaan di tengah kota. Akibatnya, sebuah pasar di dekat lokasi rusak parah. Delapan mobil tentara hancur. Juru bicara polisi Wazir Khan Nasir yakin pos penjagaan tersebut menjadi target utama serangan. Tentara Baluch Bersatu, sebuah kelompok separatis lokal, menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut saat dihubungi wartawan. Selama bertahun-tahun, Pakistan terus menghadapi pemberontakan di Baluchistan dari kelompok nasionalis yang menuntut otonomi lebih luas dan pembagian sumber daya alam lebih besar dari pemerintah. Ledakan ketiga menarget sebuah masjid di Kota Mingora baratdaya Pakistan. Serangan tersebut menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 70 yang lain. Namun, hingga kemarin belum ada yang mengklaim bertanggung jawab di balik serangan tersebut. Polisi menyebut, jumlah korban luka mencapai 169 orang. Ledakan keempat melukai empat orang. Polisi belum menemukan penyebab dan sumber ledakan. Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf mengutuk serangan tersebut. \"Perdana menteri menyatakan bela sungkawa dan bersimpati kepada keluarga korban. Dia menegaskan bahwa, komitmen pemerintah untuk menumpas militansi serta terorisme tetap kuat dan terus berjalan. Dia (perdana menteri, red) menyatakan, tindakan pengecut seperti itu tidak akan membuat gentar pemerintah untuk memerangi terorisme,\" tulis pernyataan resmi dari istana. (cak/c1/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: