Pemerintah Harus Jamin Harga Gabah, Petani Khawatir Ada Beras Impor

Pemerintah Harus Jamin Harga Gabah, Petani Khawatir Ada Beras Impor

INDRAMAYU - Menjelang musim panen padi, petani di Desa Bongas, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, meminta agar pemerintah konsisten mengawal harga gabah tetap stabil. Harga gabah yang kini di kisaran Rp 5.000 per kilogram diharapkan bisa bertahan sampai musim panen tiba. Petani juga mendesak kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah tidak sampai berpengaruh negatif terhadap harga gabah. Soalnya, beredarnya beras impor di pasaran saat memasuki musim panen dapat menyebabkan harga gabah anjlok. “Bukan apa-apa, hasil panen padi musim rendeng ini nantinya buat bayar utang. Kalau harganya jatuh, sengsara petani berlanjut,” ucap Pandi, salah seorang petani Utang para petani di desanya, ungkap dia, membengkak. Itu imbas kegagalan pada musim gadu dan rendeng tahun sebelumnya akibat serangan hama wereng dan klowor. Dua kali mengalami kegagalan panen, mayoritas petani rugi besar. Sehingga untuk modal musim tanam rendeng tahun 2017, mereka terpaksa pinjam sana-sini. “Makanya menjelang musim panen sekarang ini kami pusing sekaligus cemas juga. Khawatir pas panen, harga gabah jatuh. Bukannya bisa nutup utang, malah tambah bengkak,” katanya. Namun demikian, Pandi dan petani lainnya di Desa Bongas mengaku bersyukur. Produksi hasil panen padi musim rendeng ini diperkirakan meningkat seiring minimnya serangan hama penyakit maupun organisme pengganggu tanaman padi sepanjang musim tanam rendeng berlangsung. Hal ini berkat dukungan dari banyak pihak terutama jajaran Pemerintah Desa Bongas yang konsisten membantu petani. Seperti dengan melakukan perbaikan saluran air, normalisasi irigasi sampai aksi gropyokan tikus. Bahkan sampai menjelang musim panen tiba, Kuwu Bongas, Kadir bersama anggota Bhabinkamtibmas Polsek Bongas dan Babinsa Koramil Kandanghaur masih terus melakukan monitoring keareal persawahan. “Hujan kan masih berlangsung nih, jadi kita terus pantau kondisi areal persawahan dari kemungkinan banjir maupun kerusakan jalan yang nantinya bisa menghambat transportasi. Dari sisi keamanan juga diperhatikan, makanya kita ajak anggota Polisi dan TNI untuk ikut memantau,” terang Kuwu Kadir. Menanggapi kekhawatiran petani imbas beras impor, dia membenarkannya. Namun begitu, Kuwu Kadir meminta petani jangan terlalu panik. Pihaknya meyakini, pemerintah akan mencari solusi terbaik dan tidak akan menjerumuskan petani. “Sekarang yang terpenting adalah menjaga jangan sampai mendekati musim panen ini, tanaman padi rusak sehingga kualitasnya menurun. Jangan lupa berdoa dan terus bersyukur, supaya nikmat ditambah dan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib petani,” tandasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: