Jembatan Nyaris Putus, Warga di Desa Ini Terancam Terisolasi

Jembatan Nyaris Putus, Warga di Desa Ini Terancam Terisolasi

INDRAMAYU – Penduduk di Dusun Karanganyar Desa Kertajaya dan Desa Kertamulya di Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu terancam terisolasi. Penyebabnya, jembatan kayu yang menjadi akses warga nyaris putus. Tinggal menunggu waktu saja, jembatan sepanjang sekitar 34 meter dengan lebar 1,5 meter di atas Kali Beji tersebut benar-benar putus. Kondisi jembatan kayu yang dibangun sejak tahun 1980-an itu sudah sangat memprihatinkan. Lantaran dimakan usia, tiang penyangganya banyak yang patah, sehingga badan jembatan terlihat miring. Kerusakan juga terlihat pada alas jembatan maupun tempat pegangan yang terbuat dari kayu akibat terus-terusan diterjang luapan Kali Beji. Guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan, warga di sana melakukan penutupan akses jembatan untuk dilalui kendaraan roda dua. Anak-anak yang hendak menyerang harus didampingi orang tua. Langkah darurat dilakukan agar tetap kuat menahan derasnya aliran air. Sebagian badan jembatan diikat dengan tali serta sambungan batang pohon bambu yang banyak tumbuh di sekitar lokasi jembatan. “Sudah sering diperbaiki. Warga di sini swadaya, patungan. Tapi sekarang kondisinya semakin parah, mesti diperbaiki total,” kata Carmun (39) warga setempat kepada Radar Indramayu, Minggu (18/3). Jika sampai benar-benar putus, lanjut dia, Dusun Karanganyar RT 08 RW 01 Desa Kertajaya yang dihuni sedikitnya 15 Kepala Keluarga (KK) dipastikan terisolasi. Sebab tidak ada lagi askes penyeberangan yang menjadi alternatif lain warga di sana. Puluhan anak-anak pelajar tidak akan bisa lagi berangkat ke sekolah. Demikian pula dengan penduduk di Desa Kertamulya. Mereka tidak akan bisa lagi menuju lokasi persawahan maupun mengangkut hasil panen padi yang sawahnya masuk wilayah Desa Kertajaya. “Dulu ada jembatan besi yang dibangun sama pihak Pertamina, 1 kilometer dari sini. Tapi sudah putus sejak lama. Malah, sampai sekarang orang-orang dari Pertamina kalau survei jalur pipa lewatnya ya jembatan ini,” ungkap Carmun. Merasa sering dimanfaatkan untuk kepentingan penyeberangan petugas dari Pertamina, dia mengaku pernah meminta bantuan perbaikan kepada perusahaan negara pengelola minyak dan gas bumi itu. Tapi tak kunjung direalisasikan. “Pernah dari orang Pertamina datang lalu foto-foto jembatan. Kami mah sudah senang banget, eh tidak ada tindak lanjutnya,” keluh dia. Tokoh masyarakat Desa Kertamulya, Fakhrurrozi mengakui, jembatan di Blok Karanganyar tersebut memang penting bagi kepentingan warga dua desa. Ratusan orang memanfaatkan jembatan yang bisa dilalui kendaraan roda dua itu untuk mengakses kebutuhan ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Sebagai pengurus Lembaga Perekonomian Masyarakat (LPM) Desa Kertamulya, ia juga mengaku sudah memasukkan rencana perbaikan jembatan rusak tersebut dalam APBDes maupun RPJMDes. Tapi persoalannya, dengan bentang jembatan sepanjang 34 meter membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pembangunannyapun harus dilakukan oleh ahli kontruksi jembatan. Di samping itu, diperlukan pula pembangunan tanggul batu beronjong di sisi kiri dan kanan Kali Beji yang saat ini terus terkikis oleh derasnya aliran air. “Makanya kita dorong kerja sama antara dua desa. Terus juga kita mengusulkannya ke Musrenbang tingkat Kabupaten supaya bisa dibantu Pemkab. Harapannya bisa dibangun permanen,” terangnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: