1,1 Juta Data Pengguna Facebook di Indonesia Bocor

1,1 Juta Data Pengguna Facebook di Indonesia Bocor

Facebook menyebut data yang telah dibocorkan secara tidak patut dan masuk dalam daftar yang dicuri oleh firma Cambridge Analityca. Angka ini membuat Indonesia berada di urutan ketiga negara yang paling banyak dicuri datanya dalam skandal ini. Dalam laporan yang dikeluarkan facebook bertajuk An Update on Our Plans to Restrict Data Access on Facebook   sekitar 1,1 juta pengguna tersebut berasal dari Indonesia. “Secara total, kami pikir informasi Facebook 87 juta orang -kebanyakan di Amerika Serikat- kemungkinan telah dibocorkan ke Cambridge Analytica,” tulis Facebook dalam keterangannya, sebagaimana dirangkum radarcirebon.com (5/5). Jumlah persis dari pengguna Facebook yang datanya bocor dalam kasus tersebut belum diketahui pasti, hingga kemudian pada 4 April kemarin Facebook merilis keterangan bahwa angkanya bisa kisaran 80 juta pengguna. Sebelumnya, jumlah pengguna yang disebut oleh orang yang membongkar kasus ini, Christopher Wylie, hanya menyebut angka 50 juta. Kendati demikian, pihak Facebook mengatakan tidak mengetahui persis data apa saja yang dibocorkan ke Cambridge Analytica. Jumlah pengguna dalam grafik di atas merupakan perkiraan yang dinilai terbaik untuk mencakup angka maksimal dari akun yang terdampak. Dalam konferensi pers pada hari Rabu (04/04) Pimpinan Facebook Mark Zuckerberg berkata bahwa sebelumnya ia berasumsi bahwa jika Facebook memberikan suatu perangkat kepada orang-orang, adalah tanggung jawab mereka untuk memutuskan bagaimana mereka akan menggunakannya. Tapi ia menambahkan bahwa \'setelah mengkajinya lagi\' ia merasa pandangan itu sempit dan salah. \"Jelas bahwa kami seharusnya bertindak lebih dari yang dilakukan, dan itu yang akan kami lakukan untuk kedepannya,\" katanya. \"Hari ini, berdasarkan informasi yang kami ketahui... Saya rasa kami paham bahwa kami perlu mengemban tanggung jawab kami secara lebih luas,\" ujarnya. \"Bahwa kami tidak sekadar membuat suatu perangkat, tapi kami juga perlu bertanggung jawab penuh akan bagaimana orang-orang menggunakan alat tersebut.\" Zuckerberg mengumumkan bahwa audit internal telah mengungkap suatu masalah baru. Aktor-aktor berniat jahat telah menyalahgunakan fitur yang memungkinkan pengguna mencari sesama pengguna dengan memasukkan pos-el (email) atau nomor telepon di kolom pencarian Facebook. Walhasil, banyak informasi profil publik telah \"disalin\" dan dicocokkan dengan detail kontak, yang didapatkan dari sumber lain. Facebook kini telah memblokir fasilitas tersebut. \"Wajar bila menduga jika pengaturan (dasar) itu anda biarkan menyala, maka dalam beberapa tahun ke belakang orang mungkin mengakses informasi publik Anda dengan cara ini,\" kata Zuckerberg. (bbc/wb)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: