Luhut Persiapkan Proyek OBOR Senilai Rp 2.700 triliun ke Tiongkok

Luhut Persiapkan Proyek OBOR Senilai Rp 2.700 triliun ke Tiongkok

China sedang gencar merajut jalur sutera modern antar negara dengan semboyan “One Belt One Road.” Tentu saja, jalur sutera modern ini akan melintasi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan jalur sutera modern tersebut, China menyusun rute-rute perdagangan baru, menghubungkan kawasan-kawasan yang terdekat dengan negara tersebut. One Belt One Road mencakup lebih dari 60 negara. Tidak hanya itu, proyek raksasa China ini 60 persen populasi dunia, 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 75 persen sumber daya energi dunia. Dua tahun lalu,pada acara media briefing ASEAN & Belt and Road: Connectivity di Jakarta, Senior Economist United Overseas Bank Limited (UOB) Suan Teck Kin mengungkapkan China kini sedang mencari konektivitas dengan seluruh bagian di dunia. Ada enam koridor yang menghubungkan China. Menurutnya, tentu saja China tidak menyusun jalur sutera modern tersebut secara cuma-cuma. Menurut dia, proyek One Belt One Road tersebut merupakan proyek strategis China, di mana Beijing ingin sumber daya dan produk-produk masuk ke China. Bagi Pemerintahan Indonesia, di sela-sela kehadirannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum International, di Beijing, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RRT Xi Jinping, Gedung Great Hall of the People, Beijing, Minggu sore, 14 Mei 2017. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan keinginannya untuk memanfaatkan konferensi tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar, terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka One Belt One Road (OBOR). OBOR merupakan upaya Tiongkok membangkitkan jalur sutera modern yang mencakup 60 negara yang diperkirakan membutuhkan biaya US$ 300 miliar - US$ 500 miliar. Pemerintah Indonesia menyiapkan sejumlah proyek OBOR - yang dapat terhubung langsung dengan Tiongkok melalui Laut Cina Selatan - dengan perkiraan biaya US$ 201,6 miliar atau sekitar Rp 2.700 triliun. Sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bakal menawarkan beberapa proyek infrastruktur yang ada di Indonesia kepada Tiongkok. Luhut di antaranya akan menawarkan tiga proyek pemerintah di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara yang masuk dalam program One Belt One Road (OBOR). Rencananya Luhut akan berangkat ke Beijing, Tingkok pada Rabu (11/4) untuk menawarkan proyek tersebut. Proyek-proyek yang ditawarkan nantinya akan melalui skema pendanaan alternatif. Skema pendanaan alternatif di antaranya melalui skema pendanaan campuran (blended finance) ataupun kerjasama antara pemerintah dan swasta (public private partnership). Sebagaimana dilansir katadata, proyek yang ditawarkan di Sumatera Utara yakni pembangunan Kuala Tanjung Internasional Hub Port and Industrial Estate dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke. Kemudian pengembangan Kuala Namu International Airport and Aerocity dan Danau Toba MICE dan Pariwisata. Sedangkan di Kalimantan Utara, proyek yang ditawarkan pengembangan kawasan industri Klaster Smelter Alumina dan Alumunium, Klaster Energi, kawasan industri dan pelabuhan internasional Tanah Kuning. Selain itu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bulungan. Terakhir, di kawasan Sulawesi Utara, proyek investasi yang ditawarkan yakni pembangunan Pelabuhan Internasional Bitung, Kawasan Industri Bitung, dan Manado dan Lembe MICE dan sektor pariwisata. (wb)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: