Karyawan Amazon Terpaksa Kencing di Botol? Ini Kisahnya
AMERIKA SERIKAT-Jeef Bezos, CEO Amazon boleh saja menyandang gelar manusia terkaya di muka bumi pada tahun 2017, versi majalah Forbes. Kekayaan Bezos menurut Forbes mencapai 119,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.647 triliun) pada awal 2018 lalu. Tetapi, di balik kekayaan tersebut, terbersit cerita kelam dalam operasional gudang Amazon, yang terletak di Staffordshire, Inggris. Beberapa pegawai gudang yang kebanyakan pekerja kasar, mengeluhkan betapa disiplinnya kerja di gudang Amazon. Beberapa cerita dikumpulkan James Bloodworth dalam bukunya berjudul \"Hired: Six Months Undercover in Low-Wage Britain\". Dalam buku itu, terungkap fakta jika para pekerja harus berlarian di gudang seluas 65.032 meter persegi, setara sembilan kali rata-rata luas lapangan bola. Mereka harus sigap mengumpulkan produk-produk pesanan, untuk segera dikirim dengan target yang tinggi dalam waktu singkat. Sebab, peringatan akan diberikan bagi mereka yang dianggap berleha-leha dengan menambah waktu istirahat. Bahkan beberapa di antaranya mengaku sampai kencing di botol minum, karena takut kehabisan waktu, untuk sekadar pergi ke kamar kecil. Hal ini dikarenakan jumlah kamar kecil di gudang Amazon terlalu sedikit dan jaraknya cukup jauh, sehingga bisa menghabiskan waktu. \"Bagi mereka yang bekerja di lantai atas, untuk menuju ke kamar kecil harus menuruni empat tangga\", jelas Bloodworth. Dalam sebuah survei Undercover author finds Amazon warehouse workers in UK ‘peed in bottles’ over fears of being punished for taking a break yang dilansir Business Insider, lalu dirangkum radarcirebon.com, Rabu (18/4), hampir dua per tiga pegawai gudang Amazon, mengaku takut pergi ke kamar kecil karena terbatasnya waktu. Salah satu responden yang diwawancarai dalam survei tersebut, juga mengaku bahwa permintaan barang di Amazon naik sangat tinggi, dan membuatnya memilih untuk tidak minum, alih-alih harus menghabiskan waktu untuk lari ke kamar kecil. \"Target selalu naik tiap tahunnya. Saya butuh dua kaki tambahan lagi untuk menyelesaikan pekerjaan 100 persen dan ke kamar kecil\", imbuh responden lain. Dia pun mengeluh harus mengepak 120 produk dalam satu jam. \"Anda harus mengepak dua peroduk per menit. Tak ada waktu untuk minum karena (kalau banyak minum) kamu (jadi sering) ke kamar kecil,\" jelas responden tersebut. Survei tersebut dihimpun oleh salah satu platform di Inggris bernama Organise, yang mengampanyekan hidup sehat di tempat kerja. Organise juga menemukan fakta bahwa para responden merasa sangat kelelahan setelah bekerja di Amazon. Dihukum jika sakit Responden lain berkeluh kesah saat dirinya sedang hamil pun, masih diberi peringatan. Salah satu responden juga mengaku tetap mendapat peringatan dari pengawas gudang meski ia telah memberikan surat keterangan sakit dari dokter. \"Saya bilang ke pengawas jika saya merasa tidak enak badan. Saya punya penyakit lambung dan memeriksakannya ke dokter. Sudah ada surat keterangan dokter dilengkapi penjelasannya, tapi tetap saja saya mendapat peringatan\", ujarnya. Tanggapan Amazon Amazon pun mengelak atas tuduhan yang disuarakan para pekerjanya. Melalui perwakilannya, Amazon mengaku menyediakan tempat kerja yang positif dan aman bagi ribuan orang di Inggris, dengan gaji yang kompetitif dan bonus di waktu tertentu. Bahkan kepada Business Insider, perwakilan Amazon menanyakan keaslian responden dalam survei yang dilakukan, apakah benar-benar pernah bekerja di Amazon. \"Kami tidak mengakui bahwa tuduhan ini akurat untuk menggambarkan aktivitas di gedung kami\", jelas Amazon. Amazon berdalih, terus memastikan bahwa seluruh pekerjanya mendapatkan lingkungan pekerjaan yang layak. Apalagi, Amazon didapuk sebagai perusahaan ke-7 yang paling banyak dicari di platform LinkedIn di Inggris, dan nomor satu di Amerika Serikat (AS). Amazon juga membuka pusat gudangnya untuk publik, agar mereka bisa melihat tangan pertama yang menyentuh barang yang mereka beli di Amazon. Soal pekerjanya yang mengaku terpaksa kencing di botol, Amazon mengaku tidak memperhitungkan waktu ke toilet, sebagai penilaian kinerja. Mereka mengaku menyediakan pelatihan untuk membantu pekerjanya meningkatkan kebijaksanaan mereka, dalam mengambil cuti sakit dan cuti kerja. Amazon juga mengatakan mereka menyediakan fisioterapi, dan juga dukungan masalah legal, keuangan, dan panduan kerja. (businessinsider/wb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: