Realisasi Target Bulog Masih Minim

Realisasi Target Bulog Masih Minim

CIREBON-Masa panen padi di musim tanam (MT) 1 tahun 2018, hampir selesai. Namun, realisasi target pengadaan beras oleh Perum Bulog Sub Divre Cirebon masih minim. Hingga Rabu (25/4) kemarin, Bulog Sub Divre Cirebon baru merealisasikan serapan beras sebanyak 15.650 ton dari target 110 ribu ton. Kepada Radar Cirebon, Kepala Perum Bulog Sub Divre Cirebon Deddy Apriliadi melalui Kasi Pengadaan Beras Bulog Cirebon Dadang Unanda mengatakan, masih minimnya pengadaan jelang berakhirnya masa panen, lantaran kuli pabrik beras masih disibukan dengan panen. \"Jadi, karena nggak ada kulinya, di pabrik beras sepi. Makanya, pengadaan masih minim. Tapi setelah masa panen habis, kuli kembali aktivitas di pabrik beras, kita kembali lakukan serapan besar-besaran,\" ujar Dadang kepada Radar Cirebon. Dikatakannya, target realisasi memang belum mencapai hasil bagus. Artinya, masih 14,3 persen dari total target 110 ribu ton. Meski begitu, pihaknya mengaku optimis bisa merealisasikan serapan Bulog hingga 100 persen. \"Di MT 1 dengan hasil panen kali ini sungguh luar biasa. Itu artinya, Bulog tetap optimistis bisa mengejar target 100 persen hingga akhir tahun mendatang,\" kata Dadang. Dijelaskan, minimnya serapan beras di antaranya karena masih tingginya harga gabah. Bulog membeli gabah petani dengan harga sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015, yakni senilai Rp3.700 per kilogram. Diakuinya, harga gabah saat ini masih menembus angka Rp4.000-an per kg. Hal itu membuat Bulog tidak bisa melakukan pembelian gabah dengan skala banyak. Karena itu, petani lebih banyak menjual gabahnya ke tengkulak. Sebab, tengkulak membeli gabah dengan harga tinggi. Namun, Bulog terus melakukan pembelian beras. Baik medium maupun premium. “Kalau beras tetap kami lakukan pembelian. Namun, kami juga harus melakukan pembelian gabah,\" jelasnya. Sementara itu, petani asal Desa Karang Anyar, Kecamatan Panguragan, Moh Ridwan menuturkan, hasil panen dari tanaman padi yang ditanamnya pada MT tahun ini, membuahkan hasil sangat memuaskan. Sehingga, kerugian akibat gagal panen dapat dihindari. Hal ini juga dipengaruhi tidak banyaknya hama penyakit yang menyerang tanaman padi, seperti pada musim tanam sebelumnya. Sehingga, mengurangi biaya perawatan yang harus dikeluarkan petani untuk membeli obat pembasmi hama. \"Tahun kemarin banyak yang gagal tanam dan panen, karena hama dan klowor. Sekarang hasilnya bagus,\" kata dia. Pihaknya juga berharap pemerintah terus memberikan perhatian kepada para petani, baik melalui program penyuluhan ataupun bantuan. Sehingga kesejahteraan para petani terus meningkat. \"Ya, ke depan ada banyak bantuan dan program supaya hasil varietas kita unggul. Karena rata-rata sekarang sudah masa panen, sekitar puasa kita akan lakukan masa tanam kedua. Mudah-mudahan hasilnya juga sebagus sekarang. Apalagi sekarang sudah ada Waduk Jatigede,\" tukasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: