Usaha Langgeng Ala Soto dan Sop Pak Bagong, Gratis Tiap Jumat, Bukan Tekor, Malah Kesohor

Usaha Langgeng Ala Soto dan Sop Pak Bagong, Gratis Tiap Jumat, Bukan Tekor, Malah Kesohor

CIREBON-Ketika berbisnis dilandasi dengan ibadah, segalanya jadi lebih mudah. Budi Susanto dan keluarga buktinya. Setiap Jumat, ia bersedekah. Tentu saja dengan caranya sendiri. Pagi-pagi buta kios Pak Bagong sudah ramai. Ada yang datang sendiri, ada juga yang bersama keluarganya. Tenda kecilnya nampak biasa-biasa saja. Sama seperti pedagang lainnya, berisikan penjualnya dan pembeli yang sama-sama sibuknya. Bedanya, tenda milik Budi Susato atau Pak Bagong (Bareng-bareng Jagong/sama-sama duduk) itu memang lebih ramai. Bukan sekadar rasa dan harga yang bersahabat di kantong. Pembeli juga datang akrena sentuhan ”magis” yang mendukung kelangsungan bisnis Soto dan Sop Pak Bagong itu. Iya, magis. Yang berasal langsung dari Maha Pemilik Rezeki. Sejak pertama kali membuka bisnis kecil-kecilannya itu, Budi dan istri telah sepakat untuk membangun usaha atas dasar ibadah. Khususnya setiap hari Jumat yang penuh berkah itu. Soto ayam kampung diberikannya cuma-cuma kepada pelanggan. Informasi ini memang tidak digembar-gemborkannya terang-terangan. Sebagai kejutan bagi pelanggannya katanya. \"Jadi saya dan istri tidak bilang pada pelanggan kalau di sini gratis setiap Jumat. Nah kalau sudah selesai makan, mau bayar, baru kita kasih tau ini gratis,” ujar Budi, kepada Radar Cirebon. Jatuh bangun sudah dirasakan Budi dalam membangun usaha. Ia dan sang istri sudah menjual berbagai usaha kuliner sampai fashion. Semuanya tidak berjalan lancar. Akhirnya, ia merasa ada yang salah dengan konsep usahanya. Sampai suatu ketika ia melihat warga Solo yang berjualan namun menggratiskan usahanya setiap hari Jumat. Dari sanalah langsung terpikir ide soto dan sop ayam kampung yang digratiskan tiap Jumat. Untuk bisa menggratiskan ini, bukan perkara mudah. Awalnya ia ragu dengan konsep ini, mengingat kebutuhan harian juga cukup tinggi. Belum kebutuhan anak-anaknya yang empat orang itu dan masih kecil-kecil. Namun sang istri yang mendukung dan setuju untuk membuka bisnis gratis setiap Jumat untuk soto ayam kampungnya itu. \"Sejak keputusan itu, alhamdulillah ramai terus,\" katanya. Setelah mencoba berbagai bisnis dengan hanya mementingkan profit semata, Budi bercerita bahwa usaha Soto dan Sop ayam kampung ini jadi yang paling sukses. Selain pelanggan yang terus bertambah, rezeki yang ada pun diakuinya selalu ada saja. Padahal bila dihitung dengan logika manusia, kebutuhannya tidak akan mencukupi. Bila dihitung, gaji tiga pegawi, bensin dan keperluan lainnya tidak tercukupi. Namun sampai kini, bukannya kekurangan justru ia merasa berlebih. \"Kalau hari biasa omzet biasa dapat sekitar Rp1,3 juta. Ini yang juga buat saya amaze sampai sekarang,” ucapnya. Yang lebih membuat takjub, pendapatan di hari-hari biasa juga ia sisihkan utnuk diberikan ke panti asuhan terdekat. Budi dan istri percaya, filosofi rezeki tidak akan ke mana memang benar adanya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: