Merajut Limbah Sampah Jadi Barang Bermanfaat

Merajut Limbah Sampah Jadi Barang Bermanfaat

CIREBON-Setiap aktivitas manusia, hampir semuanya menghasilkan limbah. Dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Makan, minum, memasak, membuat baju, membuat rumah, membuat peralatan rumah tangga, bahkan bernafas sekalipun, pasti ada limbahnya. Limbah dari bernafas adalah karbondioksida (CO2). Namun ada limbah yang bisa diolah dan dimanfaatkan pihak lain, dan ada yang tidak bisa diolah. Limbah nafas kita, yaitu karbondioksida, sangat bermanfaat bagi pernafasan tumbuhan. Begitu pun limbah dari nafas tumbuhan, yaitu oksigen, merupakan gas yang kita hirup. Semua proses alam yang terjadi di bumi ini adalah proses saling memberi dan menerima. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara interaksi itu, ada zat-zat yang jumlahnya menjadi berlebih dan merusak kesetimbangan alam. Kepada Radar Cirebon, perajut daur ulang limbah sampah Nurisah menyampaikan, dari berbagai limbah ada limbah dari sampah non organik. Sampah organik adalah salah satu zat yang tidak bisa diserap siapa pun dan tidak dapat terurai. Contohnya adalah plastik, besi, kaca dan kain. Hampir semua sampah non organik sudah dimanfaatkan kembali atau daur ulang. Salah satunya adalah limbah kain. Industri pakaian menghasilkan banyak limbah kain yang tak terpakai, berupa potongan-potongan kecil kain. Sisa kain ini sering dimanfaatkan untuk mengisi bantal kursi, jok dan sebagainya. Salah satu contoh industri pakaian ada di Desa Tegalgubug Cirebon. Pasar Tegalgubug adalah pasar sandang terbesar di Asia Tenggara. Di desa itu pula, ada ratusan industri rumah tangga yang bergerak di bidang konveksi. Setiap harinya ratusan kuintal limbah kain dihasilkan dari sini. Kain sisa pemotongan ini kerap digunakan untuk pembuatan jok kursi, kasur Palembang ataupun untuk lap. Namun industri daur ulang ini tidak sepenuhnya menghabiskan seluruh sisa kain. Sebagian sisanya biasanya dibakar di tiga tempat pembuangan sementara di sekitar desa Tegal Gubug. \"Baru-baru ini, sekelompok perajut di Cirebon berusaha memanfaatkan kain sisa ini untuk membuat produk lain, yaitu tas, keset, keranjang baju, jok kursi. Caranya dengan menyambungkan seluruh kain sisa dan merajutnya menjadi bentuk-bentuk yang diinginkan,\" kata Nurisah. Dikatakannya, kelompok rajut yang dibinanya dan Tiar Andini, membuka kelas merajut setiap Jumat, pukul.09.00 di Perpustakaan Daerah Sumber. Awalnya, ujar Nurisah, kegiatan merajut hanya menggunakan benang baru yang bisa dibeli di toko-toko setempat. \"Namun, Iim Soimah, salah satu peserta perajut dari Desa Tegalgubug, berinisiatif untuk menggunakan sisa kain industri konveksi sebagai bahan rajutan. Melihat hasilnya yang cukup memuaskan, kelompok rajut ini kemudian mulai mengumpulkan limbah sisa kain untuk dirajut menjadi aneka produk. Karena keterbatasan alat rajut yang berukuran besar, atau biasa disebut hakpen, kami pun mencoba membuat sendiri alat rajut atau hakpen ini dari kayu,\" bebernya. Kini, tambahnya, peserta kelas merajut semakin banyak. Bahkan sekarang produk daur ulang yang dibuat peserta yang sudah mahir, meneruskan keahliannya pada peserta baru dan pada komunitas tempatnya berasal. \"Diharapkan kegiatan ini bisa menginspirasi semakin banyak orang dalam berkreativitas, terutama untuk membuat produk daur ulang dari sampah atau limbah yang tak bisa terurai,\" pungkas Nurisah. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: