Afrika Lebih Murah dan tanpa Tunjangan Rumah

Afrika Lebih Murah dan tanpa Tunjangan Rumah

MOSKOW - Negara-negara raksasa sepakbola berlomba-lomba mendongkrak besaran gaji pelatihnya. Kondisi ini berbanding terbalik dengan beberapa kontestan Afrika. Tengok saja bayaran yang diterima Aliou Cisse dan Nabil Maaloul. Cisse per bulannya rata-rata digaji Federasi Sepak Bola Senegal (FSF) di angka EUR 13.300 (Rp221,6 juta). Begitu pun Maaloul yang per bulannya hanya digaji EUR 23 ribu (Rp383,3 juta) oleh Tunisia. Jauh lebih murah ketimbang uang yang dirogoh PSSI untuk membayar gaji per bulan Luis Milla di angka Rp600 juta. Dilansir African Football, negara-negara yang finansialnya lemah lebih memilih mencari cara aman.  Yakni, merekrut pelatih lokal. Meski, perbandingannya terkadang tidak masuk akal. Rata-rata bisa lebih dari dua kali lipat murahnya. Selain murah, pelatih-pelatih lokal Afrikatak mendapat tunjangan mobil, rumah, dan tiket pesawat pulang ke negaranya. \'\'Bahkan, sebelum ada kenaikan setelah lolos ke Piala Dunia, gajinya (Maaloul) hanya di angka EUR 1.1800 (Rp196,6 juta) per bulan, sungguh tak bisa dipercaya,\'\' begitulah pengakuan dari seorang juru bicara WK Sports Management yang membawahi Maaloul. Gajinya baru naik per 25 Maret lalu. Cisse dan Maaloul hanya sebagian dari contoh pelatih yang sukses mengantar negaranya lolos ke Piala Dunia 2018 meski dibayar murah. Di Afrika rata-rata pelatih lokal juga mendapat bayaran kurang layak. Ingat Stephen Keshi? Pelatih yang sukses membawa Nigeria lolos dalam Piala Dunia 2014 itu gaji per bulannya hanya EUR 26 ribu (Rp433,3 juta). Ini sangat kontras dengan gaji yang dibayar untuk pelatih asal Eropa. Jose Antonio Camacho misalnya.  Pelatih berkebangsaan Spanyol itu per bulan digaji sekitar EUR 80 ribu (Rp1,3 miliar) saat membesut Gabon. Tapi, dia gagal membawa Gabon lolos ke Rusia. Nah dari situlah dapat disimpulkan bahwa gaji  murah bukan berarti minim potensi prestasi. \'\'Saya pikir gap akan tereduksi. Pelatih-pelatih asli Afrika sudah terbukti lebih baik kalau dibandingkan pelatih impor dari Eropa,\'\' ungkap Joe Kamga ahli finansial dan manajemen yang berdiri di bawah bendera perusahaan analis keuangan dari Belgia, One Goal Pro. \'\'Mereka tentu bisa meraih prestasi bagus di Rusia,\'\' klaimnya, dikutip How Africa. (ren/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: