Rani Mengaku Ditangkap di Lobi Hotel

Rani Mengaku Ditangkap di Lobi Hotel

SBY Segera Panggil Mentan JAKARTA - Maharani Suciyono, perempuan yang ikut ditangkap KPK bersama tersangka suap Ahmad Fathanah akhirnya muncul ke publik. Dia mengklarifikasi informasi yang beredar soal keberadaan dirinya dan Fathanah di Hotel Le Meridien. Didampingi pengacaranya, Wisnu Wardhana dan salah seorang keluarganya, Rani, begitu dia disapa tersenyum saat bertemu dengan wartawan di Hotel Nalendra Jakarta, tadi malam. Gadis 19 tahun itu mengenakan setelan kaus dan celana panjang. Dia juga menutup kepalanya dengan kerudung warna cokelat. Rani tidak langsung berbicara kepada wartawan. Klarifikasi itu diawali oleh pernyataan Wisnu, sementara Rani hanya melempar senyum saat para fotografer mengabadikan dirinya. Menurut Wisnu, perkenalan Rani dan Fathanah diawali di sebuah  restoran di Senayan City, mal di sebelah Universitas Moestopo. Saat itu Rani sedang makan bersama beberapa teman. Fathanah yang juga ada di restoran yang sama, rupanya kepincut dengan Rani. Namun, dia tidak berani berkenalan karena gadis berkulit putih itu tidak sendirian. \"Dia menitipkan secarik kertas ke pelayan restoran untuk diberikan kepada Rani,\" ujarnya. Pasca menerima kertas yang ternyata berisi nomor telepon dan nama Ahmad itu, Rani pun mengirim SMS. Setelah itu, mereka janjian bertemu di hotel Le Meridien. Versi Wisnu, Rani datang sekitar pukul 18.30 lalu mengobrol di kafe yang ada di loby hotel tersebut. Fathanah bercerita kepada Rani jika dia adalah seorang pengusaha. Sebagai bukti, dia mengeluarkan sebuah kartu kredit yang bertuliskan namanya. Sejurus kemudian, Fathanah menyodorkan uang Rp10 juta kepada Rani. Gadis itu sempat kaget, dan sempat bertanya untuk apa uang tersebut. Fathanah menjawab, uang itu sebagai hadiah perkenalan. Rani bahkan sempat curiga, dan menanyakan apakah uang itu asli. Setelah diyakinkan, dia pun menerima uang tersebut, hingga akhirnya mereka berdua digerebek KPK. Selama Wisnu memberikan pernyataan kepada wartawan, Rani hanya terdiam. Sesekali dia tersenyum, dan membenahi rambutnya yang menjuntai hingga menutupi bagian kiri wajahnya. Raut mukanya sama sekali tidak menampakkan rasa tegang ataupun grogi menghadapi puluhan kamera televisi maupun fotografer yang terus-menerus mengarah ke dirinya. Sesekali dia menegakkan duduknya saat para fotografer meminta dia menatap kamera. Sejurus kemudian, dia kembali bersandar sambil melirik Wisnu yang sedang memberikan pernyataan. Di akhir kalimatnya, Wisnu menegaskan jika pemberitaan seputar Rani tertangkap di dalam kamar hotel adalah tidak benar. Wisnu juga sempat menunjukkan secarik surat yang ditulis oleh ibunya. Ibu Rani sangat terpukul dengan peristiwa itu. Terlebih, menurut sang ibu, berita itu tidak benar. Rani bukanlah perempuan panggilan. Isi surat itu sebagai berikut. Bismillah subhanallah, saya sebagai ibunya Maharani merasa sangat terpukul, kaget, syok, dan kecewa dengan adanya berita ini. Dan kejadian ini merupakan pelajaran bagi saya sebagai seorang ibu dalam mengawasi putrinya. Untuk itu kami semua atas nama keluarga Maharani meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada yang pertama instansi pendidikan baik Universitas Dr Moestopo maupun SD Negeri Batu Ampar, Jakarta Timur. Kedua, pengurus RT, RW, serta aparat pemerintah kelurahan Batu Ampar, Condet, Jaktim. Ketiga, kepada seluruh keluarga Maharani dan masyarakat pada umumnya. Wassalam, ibunda Maharani. Menurut pihak keluarga, karena Rani masih muda dan belum memiliki pengalaman, dia pun menerima begitu saja uang Rp10 juta itu. Rani bahkan tidak tahu berapa jumlah uang tersebut, dan dia baru tahu saat diberi tahu oleh penyidik KPK. Dia juga baru tahu jika Fathanah terkait dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq setelah diperiksa di KPK. Rani sendiri juga ikut angkat bicara. Dia meminta maaf kepada ibunya, karena pemberitaan seputar dirinya sangat mengganggu psikologis sang ibu. Dia juga meminta maaf kepada pihak kampus tempat dia kuliah. \"Rani juga minta maaf ke masyarakat Indonesia, terutama kaum perempuan, jika ada pemberitaan yang negatif tentang Rani,\" tuturnya sembari tetap tersenyum. Dia menuturkan, pada dasarnya dia berpikir positif saat memutuskan mendatangi kafe di hotel Le Meridien. \"Masa kenalan aja nggak boleh,\" tuturnya. Namun, dia tidak sampai bertanya lebih jauh soal Fathanah, dan dia tidak tahu kalau Fathanah merupakan orang dekat tokoh PKS. Soal pemberian uang tersebut, dia sama sekali tidak mengetahui jumlah maupun tujuan dari pemberian itu. Fathanah hanya mengakui jika itu sebagai hadiah perkenalan sehingga dia menerimanya. \"Ngga munafik ya, uang, siapa sih yang ngga mau dikasih uang,\" lanjutnya. Kemudian, dia juga menegaskan jika Fathanah dan dirinya sedang berdua di loby hotel saat penyidik KPK datang, bukan di kamar. \"Saya sangat terpukul, mental saya, jujur saya tidak kuat,\" katanya. Dia akhir pernyataannya, dia mengatakan jika hanya sebentar berada di kafe tersebut, sekitar satu jam. Pernyataan Rani bertentangan dengan informasi yang disampaikan KPK. Versi KPK, mereka ditangkap di kamar hotel sekitar pukul 22.00. Artinya, Rani sudah bersama Fathanah selama tiga setengah jam sebelum digerebek. Padahal, Rani mengatakan jika dia hanya sekitar satu jam bersama Fathanah. Ketenangan Rani membeberkan kronologi kisahnya pada malam penangkapan Fathanah itu juga berbeda 180 derajat dengan kondisinya usai menjalani pemeriksaan di KPK selama hampir 30 jam pada Kamis pekan lalu. Rani tampak linglung ketika diantar keluar gedung KPK oleh sejumlah penyidik dan petugas keamanan KPK sekitar pukul 02.30. Dia juga tampak menutupi wajahnya dengan rambut dan tasnya. Foto Rani yang mengenakan kaus hitam dan rok mini berwarna biru dengan muka kusut itu menghiasi halaman depan koran-koran edisi Sabtu (2/2).   RESPONS SBY   Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut angkat bicara terkait kasus korupsi impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishak. SBY memastikan akan memanggil Mentan Suswono yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus tersebut, sepulangnya dari kunjungan di luar negeri. \"Begitu sampai di tanah air, saya akan panggil Mentan. Saya akan tanyakan secara lisan untuk memperoleh jawaban sejujurnya, kemudian juga saya akan minta jawaban tertulisnya,\" kata SBY dalam jumpa pers di Hotel Hilton, Jeddah, Arab Saudi, Senin (4/2), sebelum bertolak dari Jeddah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah. SBY melanjutkan, pemanggilan atas Mentan tersebut sudah pernah dilakukan sebelumnya. Presiden RI keenam itu pernah memanggil Mantan Menpora Andi Malarangeng ketika yang bersangkutan terkait dalam kasus korupsi Hambalang. \"Penjelasan lisan dan tertulis itu akan jadi pegangan saya apakah keterangan yang disampaikan menteri aktif, sama dengan yang disampaikan kepada penegak hukum,\" jelasnya. SBY menegaskan, mekanisme akan bekerja di kabinetnya. Yakni dipanggil, minta penjelasan lisan dan tertulis. Selebihnya, pihaknya akan menyerahkan semua prosesnya ke KPK. \"Saya serahkan sepenuhnya kepada KPK, bisa dijelaskan kepada saya ke Presiden, kalau berkaitan dengan Kementan. Rakyat ingin tahu, saya ingin tahu, apa hasil pemeriksaan. Tentu sistem akan bekerja, saya akan melakukan segala sesuatunya. Dengan demikian, kalau ada apa-apa mari kita selesaikan dengan baik,\" tegasnya. Terkait rencana pemanggilan atas dirinya, Mentan Suswono menyatakan kesiapan untuk memenuhi panggilan Presiden terkait dugaan korupsi kasus kuota impor daging sapi yang terjadi di Kementeriannya. \"Saya siap dipanggil Presiden. Saya akan beberkan semua kasusnya secara mendetail,\" kata Suswono saat ditemui selepas Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, kemarin (5/2). Suswono berjanji akan bersifat kooperatif dan memberikan klarifikasi secara jelas baik kepada pemerintah, kabinet, partai hingga kepada masyarakat dalam kasus impor daging sapi itu. Dia juga mengaku siap diperiksa KPK, dan siap membuka semua penjelasan menyangkut kasus yang melibatkan mantan Presiden PKS itu kepada KPK. \"Saya akan beberkan semua kasusnya secara mendetail,\" imbuh dia. Nama Mentan Suswono dikaitkan ada dalam putaran korupsi suap kuota impor daging sapi karena Kementan adalah pihak yang menyiapkan kuota impor daging sapi. Sementara perusahaan yang terpilih mengimpor daging sapi harus meminta rekomendasi kepada Kementerian tersebut. Hingga saat ini, KPK masih terus memperdalam bukti-bukti dugaan keterlibatan Suswono dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi. Dalam waktu dekat, KPK akan memeriksa sejumlah pejabat Kementan, terkait kasus tersebut. (byu/ken/nw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: