Salat di Masjid Kuba

Salat di Masjid Kuba

MASJID Nabawi bukan masjid tertua di Madinah. Di masjid itu terdapat Makam Nabi Muhammad SAW dan beberapa sahabat. Juga terdapat Raudhah yang disebut Taman Surga, serta kompleks pemakaman keluarga Rasul atau pemakaman Baqi. Untuk masjid tertua, terdapat satu masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah pasca hijrah dari Makkah ke Madinah. Yakni Masjid Kuba. Sekarang masjid ini juga merupakan destinasi favorit bagi jamaah yang berada di Madinah. Termasuk kami, rombongan umrah Salam Tour. Kami berkunjung ke masjid itu Selasa (22/5). Ditemani para pembimbing, jamaah diberikan kesempatan menunaikan salat sunah di Masjid Kuba. Saya yang yang ikut dalam rombongan melihat langsung kondisi luar dan dalam dari masjid ini. Bangunan tua nan megah terlihat dari luar. Begitupun saat jamaah masuk, lebih terlihat seni bangunannya. Pembimbing Salam Tour, Ustad Saed menceritakan, saat Rasulullah  hijrah ke Madinah, belum ada satupun tempat untuk berkumpul atau berdakwah. Oleh karena itu, salah satu sahabat Rasulullah, Ammar Ibnu Yasir mengusulkan untuk membangun satu tempat yang saat ini disebut Masjid Kuba. \"Masjid ini memang awalnya dibangun untuk tempat berteduh dan majelis bagi Rasulullah dan umat Islam. Rasulullah juga sempat berlindung di Jabal Tsur sebelum akhirnya masuk ke Kota Madinah,\" ujarnya. Dikatakan Ustad Saed, keterbatasan yang dimiliki umat muslim  saat itu tidak menyurutkan niat untuk tetap membangun Masjid Kuba ini. Bahkan, semua sahabat Rasulullah dikumpulkan untuk membantu proses pembangunan hingga selesai. \"Sahabat mengumpulkan semua material yang dibutuhkan. Setelah terkumpul, maka umat muslim dengan dilandasi ketaqwaan mulai membangun, dan Alhamdulillah selesai. Hingga sekarang, masjid ini dipercaya membawa banyak barokah sehingga menjadi salah satu tujuan para jamaah yang sedang berada di Madinah,\" tambahnya. Meskipun demikian, untuk para jamaah yang ingin berkunjung ke Masjid Kuba harus tetap berhati-hati. Itu  karena banyak pedagang yang mencoba memaksa kepada pengunjung. \"Tidak masalah selama kita bisa menolaknya. Para pedagang itu akan pergi jika kita tidak mengikuti keinginan mereka,\" kata Ustad Saed. (*/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: