Panas di Makkah

Panas di Makkah

SUHU udara yang mencapai 44 derajat celcius di sekitar Masjidilharam tidak membuat jemaah mengurungkan niatnya untuk melaksanakan ibadah umrah. Seolah tidak peduli dengan panas, mereka menjalani rangkaian ibadah umrah dengan khusyuk. Jemaah umrah mulai memadati kawan Masjidilharam sejak awal Ramadan. Mereka akan terus berdatangan hingga puncaknya malam Idul fitri. Termasuk juga rombongan umrah Salam Tour, Rabu (23/5). Dimulai dengan mengambil miqat di Masjid Bir Ali Madinah, rombongan lalu menuju Makkah dengan waktu tempuh enam jam. Saya yang ada di dalam rombongan merasakan langsung situasi umrah saat menjalankan ibadah puasa. Haus dahaga tidak terasa karena teralihkan oleh kemegahan Kakbah yang menyejukkan. Saat azan Magrib berkumandang, jamaah yang tengah umrah hanya membatalkan dengan air zamzam dan kurma yang diberikan petugas Masjidilharam. Meskipun demikian, jamaah masih bersemangat untuk menuntaskan rangkaian ibadah umrah. Kami sempat terpecah menjadi tiga rombongan karena kepadatan di lokasi umrah. Namun, kesigapan dari pembimbing yang berjumlah tiga orang membuat rombongan bisa kembali ke penginapan dengan selamat. Pembimbing Salam Tour, Ustad Tatang menyebutkan bulan Ramadan merupakan waktu puncak ibadah umrah. Warga dari berbagai negara ingin menjalankan umrah saat bulan Ramadan. \"Ini memang bulan puncak ibadah umrah. Bisa dilihat sendiri bagaimana penuhnya,\" kata Ustad Tatang. Tak heran jika di setiap penjuru Masjidilharam padat dipenuhi oleh jemaah. Rombongan kami sendiri yang sempat terpisah memang karena beberapa faktor. Ada jemaah yang tertinggal, ada jamaah yang beristirahat. Hal itu membuat kami terpisah. Tapi Alhamdulillah seluruh rombongan bisa berkumpul lagi di penginapan usai menjalankan ibadah umrah. (*/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: