Sabuk Pantai Bisa Jadi Solusi Banjir Rob

Sabuk Pantai Bisa Jadi Solusi Banjir Rob

INDRAMAYU- Banjir rob yang beberapa hari melanda beberapa kecamatan di Indramayu harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Bukan hanya Pemerintah Kabupaten Indramayu, penanganan abrasi juga harus mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga Pemerintah Pusat. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Sudirja, untuk mengatasi abrasi, dibutuhkan dana yang fantastis. Dikatakan Kabupaten Indramayu memang berpotensi tinggi abrasi. Salah satu faktornya adalah tingginya sedimentasi di sungai regional. Sedimentasi itu terbawa air dan akhirnya membentuk daratan di ujung aliran wilayah Indramayu. Sehingga energi gelombang tertahan sedimentasi dan akhirnya beralih menghantam sisi luar kiri dan kanan. “Karena gelombangnya tertahan sedimentasi maka beralih menghantam pantai sehingga terjadi abrasi. Dan jika dibiarkan dampaknya saat rob, air laut masuk ke permukiman warga,” ujarnya. Ditambahkan Sudirja, untuk pantai utara, selain breakwater, ada satu cara yang cukup efektif mengatasi abrasi. Salah satunya dengan sabuk pantai. Namun untuk bisa membuat sabuk pantai dibutuhkan pengamatan jeli dan memperhatikan kondisi geotek pantai tersebut. Karena jika dasar pantai mayoritas pasir, maka sabuk akan selalu bergerak mengikuti arah angin. “Breakwater dan sabuk pantai hampir sama. Tapi posisinya di lepas pantai yang paling jauh antara 30 sampai 80 meter dari bibir pantai. Untuk menangkap sedimen, ini dibuat memanjang terus top levelnya di bawah muka air pasang,” tuturnya. Sudirja menambahkan bukan hanya di Indramayu, di Indonesia penanganan abrasi pantai masih terus diteliti. Selama ini penanganan masih bersifat trial and error sehingga belum optimal. Apalagi setiap pantai memiliki karakteristik yang berbeda. “Nah untuk membuat sabuk pantai ini harus diperhitungkan matang-matang. Salah satunya dalam hal kajian konstruksi. Jangan sampai membuang uang, karena per meternyanya saja bisa Rp10 sampai Rp20 juta,” tandasnya. Untuk diketahui sebanyak 5 kecamatan di Indramayu sempat terendam banjir rob awal pekan lalu. Bahkan di Desa Dadap belasan rumah harus hancur karena dihantam ombak.(oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: