Gara-gara Debu, Situasi Desa Wanayasa Mencekam

Gara-gara Debu, Situasi Desa Wanayasa Mencekam

CIREBON-Aktivitas galian C di Desa Wanayasa, Kecamatan Beber dikeluhkan warga setempat. Debu dari lokasi galian tersebut terbawa angin dan menutupi sebagian lahan pertanian. Terlebih, akses jalan keluar masuk kendaraan lokasi tambang, membelah lahan pertanian. Puncaknya, warga yang sudah tidak tahan dengan aktivitas tambang tersebut, akhirnya berusaha menyampaikan permohonan kepada pihak pengusaha agar secara rutin menyemprot akses jalan yang digunakan untuk rute armada truk galian, sehingga tidak membuat debu-debu berterbangan dan menutup sebagian dedaunan di lahan pertanian, baik padi maupun tanaman lainnya. “Namun, permohonan dari kita tidak direspons. Kita diabaikan, padahal petani paling banyak terdampak. Debu-debu itu terbang dan menutupi daun, setelah kena embun jadi mengeras dan membuat daun rusak, kemudian mati. Kita tidak minta yang aneh-aneh, tidak minta kompensasi dan lain-lain, hanya minta disiram secara rutin saja,” ujar Ahyad salah satu warga sekitar lokasi tambang saat ditemui Radar Cirebon. Dijelaskan Ahyad, warga yang merasa aspirasinya tidak didengar oleh pengusaha, akhirnya berinisiatif menutup portal akses jalan di lokasi tambang. Hal tersebut dilakukan agar ada respons cepat dari pengusaha. “Jadi, awalnya sekitar jam empat sore kejadiannya. Dari situ, tidak ada respons kemudian ditutup. Tapi jam lima sore sudah dibuka lagi ketika perwakilan pengusaha datang,” imbuh Ahyad. Ahyad yang sehari-hari merupakan perangkat Desa Wanayasa tersebut, mengaku emosi warga sempat terpancing ketika perwakilan pengusaha yang datang itu, melontarkan kata-kata kurang sopan. Tak berselang lama, warga yang datang dan dalam situasi emosi semakin banyak. Polsek Beber yang saat itu berada di lokasi, langsung menghubungi Polres Cirebon untuk meminta bantuan pengamanan. Setelah ada konflik dengan warga, kini lokasi galian yang berada di Desa Wanaysa tersebut untuk sementara waktu tidak beroperasi. Bahkan dari pantauan Radar Cirebon, sejumlah alat berat dan mobil dumptruck pengangkut material tanah, masih berada di lokasi, namun tidak ada pekerjaan. Warga pun kemudian sempat melakukan pertemuan dengan pengusaha dimediasi oleh kepolisian. Namun karena tidak ada titik temu, akhirnya kedua pihak saling lapor ke Polres Cirebon. “Dari warga kami melaporkan soal penghinaan dan perbuatan tidak menyenangkan. Kami terang-terangan dihina. Tentu sebagai warga kami tidak terima. Pengusaha itu di sini numpang dan mencari makan. Ini malah tidak mendengarkan aspirasi warga dan tidak hormat,” jelasnya.(dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: