BK Tidak Temukan Pelanggaran

BK Tidak Temukan Pelanggaran

KEJAKSAN - Hasil penyelidikan yang dilakukan Badan Kehormatan DPRD terhadap dugaan aliran dana dari direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada anggota Komisi B DPRD, tidak ditemukan adanya pelanggaran. Hal itu disampaikan Ketua DPRD, Drs Nasrudin Azis SH, setelah menerima laporan dari BK. “Laporannya sudah kami terima dan nggak ada pelanggaran,” ujar dia, kepada Radar, Selasa (14/9). Menurut Azis, DPRD tidak hanya sekali melakukan penyelidikan. Upaya pertama dilakukan oleh unsur pimpinan dewan yang mengkonfrontir antara direksi PDAM dengan seluruh anggota Komisi B. Sedangkan upaya yang kedua adalah menindaklanjuti laporan masyarakat yang dilakukan BK dengan melakukan penyelidikan kepada direksi PDAM, yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada ketua DPRD. “Aliran dana yang ada cuma buat bayarin makan, selain itu nggak ada,” tuturnya. Menurutnya, dugaan adanya anggota dewan yang mendapatkan kucuran dana dari PDAM atau meminta kepada direksi tidak terbukti. Sebab, dari hasil penyelidikan BK aliran dana yang ditemukan hanya untuk traktir makan sehabis melakukan kegiatan bersama PDAM. “Itu makan-makannya nggak cuma dewan saja, tapi orang PDAM-nya juga ikut makan,” katanya. Sedangkan soal sumber dana untuk traktir makan tersebut, kata politis asal Partai Demokrat ini, berasal dari dana representatif direksi dan menjadi hak prerogatif direksi untuk menggunakannya. Hanya yang menjadi persoalan adalah soal kepatutan dalam pengeluaran dana. “Tapi, gara-gara masalah ini kami jadi lebih hati-hati,” ucap dia. Terpisah, aktivis Jaringan Masyarakat Sipil (Jams), Muhamad Rafi SE mempertanyakan hasil penyelidikan BK yang sama sekali tidak mendapati adanya pelanggaran. “Itu kan sudah jelas-jelas ada dokumennya. Bagaimana bisa nggak ketemu pelanggarannya?” ujarnya heran. Dia mengatakan, dalam lampiran penggunaan anggaran representatif direksi terdapat nama kegiatan dan jumlah uang yang dibayarkan. Selain itu, lampiran tersebut juga ditandatangani oleh seluruh direksi sehingga layak dijadikan alat bukti yang kuat. “Saya heran dengan kerja BK,” ucap dia. Meski kecewa karena kinerja BK tidak sesuai dengan harapan dirinya, namun Rafi mengaku belum menentukan langkah lanjutan atas temuannya itu. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: