Spanyol Menang Materi, Portugal Tim Bejo

Spanyol Menang Materi, Portugal Tim Bejo

SEBELUM menapakkan kaki di era emas 2008 hingga 2012 (juara Eropa 2008 dan 2012 serta juara dunia 2010), Spanyol sering diolok-olok oleh dengan julukan Si Raja Kualifikasi. Emilio Butragueno cs memang selalu perkasa di babak penyisihan, bahkan mereka kerap tampil di Euro dan World Cup dengan status tak terkalahkan di babak kualifikasi. Namun di panggung yang sesungguhnya, Espana kerap jeblok. Kini, tugas berat dipikul Fernando Hiero. Pelatih dadakan usai sebelumnya Federasi Sepakbola Spanyol memecat Julen Lopetegui atas ulahnya yang dinilai tidak etis lantaran menerima pinangan Real Madrid disaat sedang dalam tugas menangani Tim Matador di event besar seperti Piala Dunia. Sebelumnya, Julen Lopetegui berhasil mencatatkan rekor yang bisa dibilang tidak main-main. Tak pernah terkalahkan dalam 20 kali pertandingan. Sungguh luar biasa saat mereka mempermalukan Argentina 6-1, Maret lalu dalam uji coba. Beberapa hari sebelumnya, Spanyol menahan juara dunia Jerman 1-1 dan Inggris 2-2. Sorta menggunduli kontestan lain, Kosta Rika 5-0. Dalam persahabatan lain sejak 2016, Spanyol juga mengalahkan dua tim kuat Eropa, Belgia dan Prancis dengan skor sama 2-0. Selain itu, menahan favorit latin, Kolombia 2-2 serta tuan rumah Rusia 3-3. Pun jangan dilupakan, di kualifikasi resmi Eropa sebelum memastikan tiket ke Rusia, Spanyol mengirim Italia ke play-off. Ujian keberuntungan Fernando Hiero, dinihari nanti dipertaruhkan dengan tim sepadan dari semenanjung Iberia, Portugal sang juara Eropa 2016. Tentu saja banyak yang menyayangkan pertemuan dua tim raksasa ini di laga pertama mereka di grup B, dimana di sana tergabung wakil Asia Afrika, yakni Iran dan Maroko. Big Match Portugal vs Spanyol dinihari nanti seolah tidak memberikan kesempatan mereka untuk saling intip. Bisa dikatakan laga penentuan ini dipamungkasi di awal. Sulit membayangkan bagaimana performa mereka kala dipaksa masuk gigi lima sebelum mencapai jarak tempuh ideal. Padahal soal juara atau runner up grup B, akan sangat menentukan langkah mereka di perdelapan final menuju 8 Besar. Calon lawan mereka di 16 Besar adalah Uruguay, Rusia dan Mesir. Untuk mengingat saja. Empat tahun lalu di Brazil, Spanyol di laga awal sempat leading 1-0 atas Belanda. Namun apa yang terjadi di akhir menit, Belanda memporakporandakan juara bertahan 5-1, sekaligus sebagai pembalasan di final Afrika Selatan 2010 kala gol tunggal Andres Iniesta di menit-menit akhir memaksa Belanda pulang dengan medali perak. Portugal sendiri kini berada dalam kondisi terbaik. Rekor Fernando Santos pun sangat menyeimbangi Lopetegui. Portugal mencatatkan rekor 22 kali menang dan 6 kali seri dengan membuat torehan 61 gol. Ini juga berarti fakta nyata, Portugal bukanlah tim yang cuma mengandalkan serangan balik dan puas dengan kemenangan tipis semata. Berangkat ke Rusia, Portugal masih dengan prototype mesin yang sama dengan motor utama pemain terbaik dunia Christiano Ronaldo. Bintang dengan tumpukan rekor luar biasa ini, baru saja menyelesaikan kompetisi sempurna di Liga Champion bersama Real Madrid. Kondisinya amat luar biasa. Ia juga mengaku sangat senang masih bisa bermain dengan teman-teman seangkatan lamanya Pepe, Bruno Alves dan Ricardo Quaresma. Sementara Portugal, Fernando Santos juga meracik tim dengan materi senior-junior yang kompak. Namun satu catatan kecil untuk pelatih berusia 65 tahun ini. Ia mencoret 2 nama yang semula diperkirakan bakal masuk ke rombongan 23 nama permanen. Nani dan Renato Sanches. Nani sudah banyak makan asam garam, tapi Santos menganggapnya sudah kehabisan tenaga dan faktor lain seringnya salah komunikasi dengan rekan-rekannya. Sedangkan Renato Sanches punya gaya main unik sebagai gelandang serba bisa yang cerdas. Sebenar-benarnya sangat dibutuhkan Portugal untuk membuka ruang gerak Ronaldo, terutama di saat kasus Ronaldo mati kutu di lini depan. Namun musim yang buruk di Bundesliga bersama Bayern Munchen, memaksa Santos mencoretnya dengan alasan yang tak bisa dibantah, kurang jam terbang. Dari muatan materi pemain, Spanyol jelas lebih diunggulkan daripada Portugal. Namun balik ke soal bejo, kadang yang cerdik bin pintar pun, bisa jadi harus mengalah. Sebab sejarah di dunia sepak bola selalu membuktikan, siapa bisa melawan keberuntungan? Portugal telah membuktikan dalil itu di Euro 2016 lalu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: