FIFA Puji Sistem VAR, Salah Satu Teknologi di Piala Dunia 2018
FIFA sangat puas dengan kinerja para wasit serta video assistant referees (VAR) pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Mereka menilai penerapan VAR di Piala Dunia berjalan sukses. Dalam keterangannya Rabu (20/6) petang, FIFA mengatakan jika VAR membantu para wasit untuk membuat keputusan. Walaupun baru pertama kalinya diterapkan di Piala Dunia, penggunaan VAR sudah sesuai harapan. \"FIFA sangat puas dengan level wasit hingga saat ini. Juga atas keberhasilan penerapan sistem VAR, yang secara keseluruhan telah diterima dan dihargai secara positif dalam komunitas sepak bola kami,\" bunyi pernyataan FIFA seperti yang dilansir ESPN. \"Harus diakui bahwa masih akan ada diskusi dan opini yang berbeda atas keputusan tertentu. Kami menghargai pemahaman bahwa tidak mungkin bagi FIFA untuk mengomentari semuanya dan di setiap situasi,\" imbuh FIFA. Sistem Video Assistant Referee (VAR) telah terpasang di ruang Pusat Penyiaran Internasional Piala Dunia 2018 yang terletak di Moskow. Sistem VAR memang akan digunakan untuk pertama kalinya di Piala Dunia kali ini. Baca: Teknologi VAR di Piala Dunia 2018, Begini Cara Kerjanya Sistem VAR tersebut dipercaya dapat membantu wasit menentukan keputusan yang akurat terhadap peristiwa yang terjadi di lapangan. Seorang wasit yang memimpin jalannya pertandingan hanya tinggal menggunakan dua jarinya untuk membentuk sebuah persegi panjang di udara atau menekan tangannya ke telinganya untuk mendengarkan hasil pantauan dari ruang kontrol VAR. Sementara itu, di ruang kontrol Moskow, empat tim offisial telah memonitor video pertandingan. Monitor-monitor yang terpasang akan memuat 33 angle hasil tangkapan kamera di lapangan, dimana delapan di antaranya menggunakan super slow motion dan empat lainnya ultra slow motion. Tim tersebut bertugas memeriksa semua keputusan yang berpotensi menentukan hasil pertandingan karena secara konstan akan berkomunikasi dengan para ofisial utama di lapangan. Wasit juga memiliki akses ke monitor di tepi lapangan dan dapat melakukan peninjauan ulang sendiri. Sebelumnya, untuk mendukung sistem VAR, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah mengumumkan 13 wasit akan menjadi petugas VAR untuk Piala Dunia Rusia 2018. Dari jumlah tersebut, wasit terbanyak ditunjuk dari Italia dengan total tiga wasit. Mereka adalah Daniele Orsato, Paolo Valeri, dan Massimiliano Irrati. Dari Portugal dan Jerman masing-masing mengirimkan dua wasit, yaitu Artur Soares Dias dan Tiago Martins, serta Bastian Dankert dan Felix Zwayer. Adapun dari Polandia, Pawel Gil menjadi pilihan untuk memimpin jalannya pertandingan, berikut pula dengan wasit asal Belanda, Danny Makkelie. Terpilihnya wasit dari Italia, Jerman dan Portugal disebabkan liha di tiga negara tersebut menggunakan sistem VAR musim ini. Dalam memilih para ofisial, FIFA memang melihat kemampuan wasit dalam menggunakan sistem VAR tersebut disamping pengalaman mereka di lapangan. Selain 13 wasit tersebut, FIFA juga akan melibatkan sejumlah wasit dan hakim garis yang sebelumnya telah dipilih untuk mengurusi VAR. Menanggapi penerapan sistem VAR, arsitek timnas Inggris, Gareth Southgate meminta pemainnya untuk lebih berhati-hati. Southgate menegaskan, tak ada lagi celah bagi siapapun untuk mengelabui para pengadil lapangan selama turnamen berlangsung. \"Kami benar-benar melakukan percekapan seperti ini setiap pagi dengan semua orang, bukannya kami mencari cara untuk lolos dengan cara apapun, tetapi kami berpikir kami bisa maka itu akan terjadi. Ini adalah sistem yang masih dibiasakan oleh semua orang, kita harus waspada di setiap jengkal lapangan karena kita tidak 100 persen yakin sampai kita mendapat pengarahan penuh,\" pungkas Southgate. VAR pertama kali untuk memeriksa gol pertama striker Spanyol Diego Costa ke gawang Portugal, Sabtu (16/6) dini hari. VAR kembali digunakan untuk memberikan hadiah penalti kepada Perancis. Antoine Griezmann sukses mengeksekusi penalti itu. Penggunan VAR bukan tanpa kritik. Brasil adalah negara pserta Piala Dunia 2018 pertama yang mengkritik VAR saat ditahan imbang Swiss 1-1. Selain itu, Inggris juga merasa layak mendapat penalti akibat pelanggaran bek Tunusia kepada Harry Kane.(jp/(BBC/Theindependent/wb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: