Pengrajin Batik Banyak, Tapi Showroom makin Berkurang

Pengrajin Batik Banyak, Tapi Showroom makin Berkurang

CIREBON-Jumlah perajin batik semakin banyak. Namun, showroom penjualan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Demikian disampaikan Kepala Bidang Pasar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon Eka Hamdani kepada Radar Cirebon. Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Pada tahun 2014 lalu, ada sebanyak 644 perajin batik, lalu meningkat menjadi 711 pada tahun 2017. Namun meningkatnya jumlah perajin tidak diimbangi dengan jumlah showroom.  “Berdasarkan data pada tahun 2012 silam, ada 63 showroom penjualan batik. Lalu menjadi 59 pada tahun 2013 dan terus menurun hingga tahun 2016/2017 tinggal 43 showroom. Dari total showroom yang masih dikunjungi dengan kapasitas besar hanya 19 showroom,” tutur Eka. Menurutnya, kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Pemerintah harus mengambil langkah agar showroom-showroom ini tetap hidup. Salah satunya dengan penataan ataupun promosi. “Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon sudah mengucurkan dana untuk membangun pasar batik. Ini bagian dari salah satu penataan,” terangnya. Namun kenyataannya, pedagang yang semula berjumlah 260, kini tinggal tersisa 192. Dari sisa yang ada yang aktif hanya 87, hal ini dikarenakan pedagang menganggap pengunjung semakin menurun. “Sejak tahun 2012 di dalam berbagai kesempatan, kami terus melakukan promosi dan kegiatan pengenalan batik Cirebon sebagai salah satu ciri khas daerah. Namun belum cukup untuk mendatangkan konsumen,” sambungnya. Dengan kondisi seperti ini yang harus dilakukan adalah penataan dengan berkesinambungan. Sehingga pasar batik yang dibangun pemerintah juga dengan showroom-showroom di Trusmi bisa ramai. (sam) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: