Walah, Perantau Berpotensi Golput
INDRAMAYU–Penyelenggara Pemilu sepertinya harus bekerja lebih ekstra keras lagi. Pasalnya penurunan partisipasi pemilih pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 mulai terindikasi. Ini menyusul enggannya para perantau yang balik mudik untuk menyoblos di kampung halamannya pada hari Pilgub Jabar Rabu 27 Juni nanti. Meski waktu mepet tinggal seminggu lagi, mereka memilih balik ketempat kerja ketimbang mencoblos. Mereka punya alasan khusus untuk tidak mencoblos.“Kerja pak, nyari duit,” ujar Wawan, warga Kecamatan Patrol kepada Radar di sela persiapan balik ke Jakarta. Karyawan swasta ini mengaku tak mau ambil pusing disebut tak ikut berpartisipasi alias golput dalam pesta demokrasi. Bagi bapak satu orang anak ini, mencari nafkah lebih penting ketimbang bolak-balik ke kampung lagi lalu membuang duit hanya untuk memilih kepala daerah yang tidak dikenalnya. “Sekalipun diongkosi, belum tentu tempat kerja saya ngasih dispensasi libur. Kan hari H pencoblosan masih hari kerja. Di wilayah Jakarta kan juga gak ada Pilkada,” katanya. Senada dilontarkan Hari, pedagang bubur asal Kecamatan Anjatan. Dia memilih balik ke Cikarang Bekasi dan tak akan pulang lagi pas hari pencoblosan. Dia malah membawa keponakannya yang baru lulus SMK untuk membantu berjualan di perantauan. “Mudik lagi nanti pas mau hari raya Idul Adha,” ucapnya. Fenomena enggannya perantau mencoblos di kampung halaman diakui Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sukra, Asfuri SAg. Pihaknya pun bersama dengan PPS serta penyelenggara pemilu lainnya terus menggencarkan sosialiasi agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pilgub Jabar. “Termasuk kepada para pemudik yang bekerja di luar wilayah Jawa Barat,” kata dia. Dijelaskan Asfuri, bagi pemilih yang sudah terdaftar di TPS asal, tapi tak bisa memilih karena harus bekerja atau berdomisili di tempat lain bisa mengajukan permohonan pindah mencoblos ke kantor PPS Desa sesuai alamat.(kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: