Pedagang Tak Berani Dekati Jalur Satu dan Dua

Pedagang Tak Berani Dekati Jalur Satu dan Dua

KESAMBI - Sejumlah pedagang asongan kembali mengadu pada wakil rakyat, Selasa (12/2). Mereka berkeluh kesah tentang ketidakjelasan untuk berjualan di Stasiun Prujakan. Koordinator pedagang asongan, Naryo Ambon mengatakan, tuntutan pedagang masih sama, ingin bisa berjualan di sekitar Stasiun Prujakan. Lantaran beberapa waktu ini area berjualan para pedagang semakin terbatas, karena peron satu dan dua yang terdiri dari jalur satu sampai empat ditutup atau bebas asongan. \"Kami hanya boleh berjualan di peron tiga dan empat, sementara itu ramainya sore hari dan malam, sedikit kereta yang lewat situ,\" keluhnya. Dia mempertanyakan keputusan atau kebijakan Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon, Wawan Aryanto yang dalam pertemuan belum lama ini mengizinkan pedagang untuk berjualan. \"Kami hanya ingin minta bantuan pada wakil rakyat, siapa tahu ada solusi untuk kami. Itu pedagang pada menjerit karena susah mendapat nafkah,\" ucapnya. Dalam kunjungan ke gedung dewan tersebut, para pedagang ditemui oleh Wakil Ketua DPRD, Edi Suripno SIP MSi. Pedagang sempat mengaku bahwa Selasa sore (12/2), mereka sudah berniat nekat menerobos berdagang di peron satu dan dua. Mereka gerah karena omzet yang diterima terjun bebas, dengan nasib yang terkatung-katung. Namun, setelah dibicarakan lebih lanjut dengan sejumlah pihak, langkah tersebut diurungkan dengan alasan kondusivitas. \"Pada prinsipnya, tadi DPRD mendukung kami untuk terus maju,\" tuturnya. Pantauan Radar di Stasiun Prujakan, Selasa sore, sejumlah pedagang hanya berada di peron tiga dan empat. Mereka tidak berani menjajakan dagangan, meski di jalur satu dan dua terdapat kereta yang berhenti. Tidak hanya itu, sejumlah petugas keamanan berseragam TNI dan sekuriti sudah berjaga-jaga di area stasiun.  \"Ya, kalau kami maksa ke sana (jalur satu dan dua, red) tidak bisa, kan ada TNI, karena di sana katanya harus bebas asongan,\" ujar pedagang lainnya, Ahmad Robito. Pria yang akrab disapa Ebit ini mengatakan, di jalur tempat pedagang boleh berjualan merupakan jalur yang cukup jarang dilintasi kereta api. Mayoritas di jalur tersebut kereta melintas pada malam hari. \"Omzet kami turun drastis,\" ucapnya. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Sapto Hartoyo mengatakan, PT KAI dalam hal ini hanya mengamankan kebijakan pusat. Dia meminta pemerintah bersama-sama mencari solusi untuk para pedagang. \"Kami hanya mengamankan kebijakan yang ada,\" tegasnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: