Produksi dan Ekspor Batu Bara Merosot, Tahun Ini Target Tercapai

Produksi dan Ekspor Batu Bara Merosot, Tahun Ini Target Tercapai

JAKARTA- Melambungnya harga batu bara tahun ini tidak serta-merta mengerek produksi batu bara nasional. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, produksi batu bara Indonesia periode Januari–Mei 2018 mencapai 110,57 juta ton. Turun 13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyatakan, penurunan produksi batu bara Indonesia disebabkan permintaan Tiongkok yang sempat melambat dan faktor cuaca. “Awal tahun memang disebabkan kondisi cuaca yang buruk. Beberapa hari terakhir hujan deras di Kalsel dan ada tambang batu bara yang kena banjir,” ulasnya, kemarin (27/6). Ekspor batu bara Indonesia juga turun 18 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Total ekspor batu bara pada Januari-Mei mencapai 75,17 juta ton. Pada periode yang sama tahun lalu, ekspor batu bara mencapai 91,55 juta ton. “Permintaan dari Tiongkok memang sempat mengalami penurunan,” ujarnya. Padahal, Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor batu bara dari Indonesia. Kontribusinya 25-30 persen dari total ekspor. Disusul India dengan kontribusi ekspor 20 persen, lalu Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Perlambatan permintaan dari Tiongkok dipengaruhi pembatasan impor batu bara lantaran akan mulai beralih ke energi bersih. Penurunan produksi juga mengakibatkan pasokan batu bara untuk industri dalam negeri berkurang. Pemenuhan DMO (domestic market obligation) pada Januari–Mei 2018 mencapai 36,15 juta ton. Turun 7 persen ketimbang DMO tahun lalu 38,76 juta ton. Angka itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan target estimasi untuk pasokan domestik tahun ini, yakni 121 juta ton. Dari angka tersebut, volume kontrak untuk PLN mencapai 93 juta ton. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan kewajiban DMO bagi perusahaan tambang 25 persen. Jika perusahaan bisa memenuhi kewajiban itu, akan ada pelonggaran tambahan produksi 10 persen. “Hanya segelintir perusahaan yang bisa memanfaatkan tambahan produksi tersebut. Sebab, perlu tambahan biaya dan tidak mudah bagi perusahaan untuk bisa menambah produksi,” terangnya. Hendra optimistis produksi batu bara tahun ini secara keseluruhan mampu menembus target yang ditetapkan pemerintah, yakni 485 juta ton. “Produksi pada semester kedua biasanya memang lebih tinggi daripada semester pertama,” kata Hendra. (vir/c22/fal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: