Rutan Ikut Terdampak Debu Batu Bara, DPRD Beri Waktu Seminggu ke Pelindo
CIREBON–Zero debu yang dikampanyekan orotitas Pelabuhan Cirebon, tak terbukti. Memasuki musim kemarau, sejumlah perkantoran, permukiman hingga rumah tahanan, kena dampaknya. Kepala Rutan Cirebon Jalu Yuswa Panjang mengungkapkan, dampak debu batubara masih dirasakan warga yang tinggal di rutan. Hal itu terlihat saat pagi hari lantai di rutan berwarna hitam saat disapu. Tentu saja hal ini cukup mengganggu, selain kebersihan juga mengancam kesehatan. \"Itu masih ada, kalau pagi kelihatan lantai hitam yang berasal dari debu batu bara,\" ujar Jalu kepada RadarCirebon. Dampak debu batubara yang timbul dari aktivitas bongkar muat juga dirasakan SMP Santa Maria. Membuat sekolah tidak tenang, karena khawatir siswanya kena dampak buruk. Kepala SMP Santa Maria Cirebon, Yacobus Suprasa SPd meminta hal ini menjadi perhatian agar tak menganggu lingkungan sekolah. \"Kalau nggak ada proses bongkar muat di pelabuhan ya nggak ada masalah. Kalau lagi bongkar, debu sampai ke sini,” tuturnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Harry Saputera Gani juga mendapat keluhan dari masyarakat. Itu menandakan sebaran debu kian meluas. Pihaknya meminta pertanggung jawaban dari PT Pelindo sebagai pengelola aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon. “Saya banyak dapat laporan. Itu artinya debu tidak terselesaikan,” tuturnya. Ia meminta PT Pelindo menaati kesepakatan yang sudah dibuat dengan Pemerintah Kota Cirebon. Salah satu dari kesepakatan itu adalah meminimalisasi dampak debu. Ketika upayanya tidak berhasil, HSG –sapaan akrabnya- meminta evaluasi terhadap pengelolaanya. “Tolong Pelindo perhatikan prosedur bongkar muat batubara yang ramah lingkungan. Kesepakatannya kan begitu,” tegasnya. HSG kemudian merinci beberapa kesepakatan yang belum dipenuhi. Pertama, memasang alat ukur untuk mengukur kadar kualitas udara. Kedua, prosedur bongkar muat yang ramah lingkungan. Kemudian meminimalisasi dampak batubara. \"Janji ini kita minta. Kita lihat seminggu ke depan ada debu-debu ini, kita akan memanggil atau kita melakukan sidak ke pelabuhan,\" tandasnya. Seperti diketahui, masalah debu batubara ini kembali mencuat seiring keluhan masyarakat. Muncul foto salah satu anak sekolah dengan seragam bernoda hitam, mengundang kekhawatiran orang tua siswa. Foto itu menggambarkan dampak debu batubara masih dirasakan. Terutama saat terjadi musim kemarau dan angin kencang. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: