Angin Kencang, Awas! ISPA dan Diare Dominan

Angin Kencang, Awas! ISPA dan Diare Dominan

CIREBON-Cuaca beberapa pekan terakhir, berimplikasi kepada ketahahan fisik. Salah satunya adalah resistensi terkena penyakit. Sejauh ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menempati peringkat teratas. Namun secara umum, diare mendominasi keluhan masyarakat. ISPA sendiri bisa jadi dipicu cuaca panas dan kering. Kemudian angin kencang yang menyebabkan debu lebih mudah tersebar. Kepala Puskesmas Gunungsari Drg Andy  B Setiadi menjelaskan, cuaca ekstrem seperti sekarang ini banyak warga yang tererang penyakit, mulai flu sampai gatal gatal. Namun demikian ISPA dominan yakni mencapai 20,5 persen, disusul nyeri otot 6,4 persen, gangguan pencernaan 6,1 persen, penyakit kulit 4,7 persen dan hipertensi 4,5 persen. Sedangkan penyakit lainnya seperti sakit kepala, asam lambung hanya dibawah 3 persen. “Dominan tetap ISPA. Jauh di atas sakit kulit atau sakit kepala,” kata Andy, kepada RadarCirebon. Dijelaskan dia, himpunan data ini adalah akumulasi keluhan pasien yang berobat. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Cirebon. Beberapa wilayah tetangga termasuk Kabupaten Cirebon, juga banyak yang datang. Hingga Juli, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 789 kasus diare akut. Angka ini menjadi yang tertinggi dari jenis penyakit lain. Bahkan diare akut dimasukan dalam kategori penyakit yang diawasi oleh sistem kewaspadaan dini dan respons berbasis puskesmas. Penyakit ini mendapat pengawasan untuk memonitoring sekitar 23 kasus jenis penyakit, diantaranya diare, suspect dengue, suspek difteri, hingga kluster penyakit yang tidak lazim. Dari laporan Minggu ke-30 tahun ini, ada total 42 ribu lebih kunjungan ke puskesmas dengan kasus penyakit tersebut. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Cirebon, Trimulyaningsih mengatakan, laporan ini dilakukan secara berkala permingguu oleh masing-masing puskesmas. \"Paling tinggi diare,” ujar Trimulyaningsih. Dengan adanya gejala ini, masyarakat perlu meningkatkan kepaspadaan. Tingginya penderita diara  yang dilaporkan potensial menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Sementara kasus kedua tertinggi adalah pneumonia dengan jumlah kasus 101. Disusul suspect demam tifoid 88. Tingginya angka kasus diiare akut, bukan hanya karena faktor cuaca. Akan tetapi saat ini banyak faktor yang ikut mempengaruhi, termasuk juga penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). \"Sekarang ini faktor penyakit itu lebih ke PHBS. Kalau dulu memang cuaca,” katanya. Ia mengimbau masyarakat menerapkan PHBS. Mulai dari menjaga pola makan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik atau olahraga. Sehingga dengan menjaga itu bisa meminimalisasi datangnya penyakit. \"Banyak dari makanan, atau tempat yang kurang bersih. dari  perilakunya misalnya tidak cuci tangan, jadi balik lagi diare kembali ke PHBS,\" jelasnya. Diare sendiri masuk dalam kategori penyakit yang diwaspadai berpotensi KLB. Diare bila penanganannya tidak tepat, bisa menimbulkan kematian. Ini juga membutuhkan penangan yang cepat. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: