Asian Games 2018, Timnas Indonesia Waspadai Fisik Pemain Palestina

Asian Games 2018, Timnas Indonesia Waspadai Fisik Pemain Palestina

JAKARTA – Langkah awal Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018 memang mulus. Menang di laga perdana melawan Taiwan dengan skor telak 4-0 pada Minggu (12/8) kemarin, Tim Garuda Muda membuka peluang besar untuk lolos dari Grup A dengan status juara. Berbekal 3 poin dan mencetak 4 gol saja, timnas untuk saat ini sudah menepati posisi 2. Hanya kalah 1 poin dari pemuncak klasemen sementara Palestina. Hansamu Yama dkk punya peluang untuk merebut posisi puncak itu pada pertandingan kedua 15 Agustus besok. Yang jadi lawan adalah Palestina. Tim yang selama ini digadang-gadang akan jadi lawan terberat timnas di Grup A. Tim yang juga diprediksi bakal lolos mudah dan jadi juara grup. Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla mengakui jika pertandingan lawan Palestina akan makin sulit. Dia sudah melihat secara langsung ketika anak asuh dari Ayman Sandouqa bermain dalam dua pertandingannya di Asian Games 2018. Yakni ketika ditahan seri oleh Taiwan (10/8) dan menang dramatis atas Laos (12/8). Dari dua pertandingan itu, yang paling diingatnya adalah motivasi bermain lawannya. Bagaimana tidak pernah menyerah melakukan serangan walaupun sering buang peluang. ’’Kesempatan tendangan ke arah gawang sangat banyak,’’ ucapnya. Lawan Laos juga, pelatih asal Spanyol itu motivasi pemain Palestina terbukti kuat. Sempat tertinggal satu gol terlebih dahulu, Palestina bisa bangkit dengan mencetak dua gol balasan lantas menang. ’’Mereka punya momen, karena itu percaya dirinya bertambah, lebih baik sekarang,’’ jelasnya. Di luar itu, kondisi fisik pemain Palestina yang lebih kuat dan tinggi jadi masalah lain. Bola-bola atas akan jadi salah satu masalahnya. Apalagi, sebagian anak asuhnya tidak punya tinggi badan yang mencolok selain lini belakang. ’’Waspada dengan bola-bola udara akan kami antisipasi,’’ paparnya. ’’Palestina lebih solid dan timnya kuat secara fisik,’’ lanjutnya. Namun, dia enggan memikirkan lawannya itu terlalu jauh. Yang pasti, timnya akan memaksimalkan istirahat satu hari untuk memulihkan kondisi sebelum melawan Palestina besok.‘’Kami fokus istirahat dulu, sesudah itu berpikir untuk melawan Palestina. Yang jelas tim sudah bermain bagus (lawan Taiwan) dan mampu menciptakan banyak peluang,’’ paparnya. Pelatih berusia 52 tahun itu mengungkapkan sudah punya gambaran evaluasi. Namun, tidak banyak mengingat apa yang ditampilkan anak asuhnya ketika melawan Taiwan sungguh luar biasa. ’’Yang paling penting tim bisa hidup, bisa menyerang dan menguasai pertandingan. Menang 4 gol tidak mudah. Saya harap itu bisa memberi kepercayaan lebih juga kepada pemain,’’ tuturnya. Gelandang timnas, Evan Dimas menerangkan tidak mau berpikir banyak jelang lawan Palestina. Yang jelas, dia bakal beristirahat dan memulihkan kondisinya sebelum latihan hari ini. ’’Tapi jangan puas diri juga karena jalan masih panjang,’’ bebernya. Untuk lawan Palestina, Evan secara pribadi tidak tahu dengan kondisi lawannya itu. dia lebih menyerahkan ke Milla untuk berpikir strategi apa yang cocok nantinya. ’’Ya postur memang pasti lebih tinggi-tinggi. Mungkin kami akan mengurangi pelanggaran di daerah sendiri,’’ ucapnya. (rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: