Siap Menikah di Usia Muda

Siap Menikah di Usia Muda

Kejutan datang dari Arumi Bachsin. Perempuan yang sempat menghebohkan jagat hiburan Indonesia dengan aksi melarikan diri dari rumahnya tersebut dilamar sang kekasih, Emil Dardak. Meski usianya masih belia, Arumi mengaku siap menikah dengan pria yang dipacarinya dua tahun terakhir itu. Acara lamaran berlangsung di kediaman Arumi di Cinere, Depok, Jawa Barat, kemarin (3/3). Prosesi lamaran dilakukan dengan mengenakan adat Palembang yang merupakan daerah asal ibu Arumi. Keluarga membantah bahwa momen bahagia tersebut mendadak. Mereka mempersiapkannya sejak Januari lalu. ”Papanya Mas Emil, Januari kemarin berulang tahun. Sedangkan, Arumi berulang tahun Februari kemarin. Ini buat kado mereka berdua. Papanya Mas Emil ingin hubungan mereka makin serius,’’ kata Alila Bachsin, adik Arumi. Pada 19 Februari 2013, Arumi berusia 19 tahun. Sementara itu, Emil sudah berusia 29 tahun. Usia mereka terpaut 10 tahun. Emil merupakan putra Wakil Menteri Pekerjaan Umum Achmad Hermanto Dardak. Emil adalah pemilik gelar doktor ekonomi pembangunan dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Dia juga menjabat EVP head of project appraisal and underwriting PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII Persero). Arumi dan Emil bilang, selama berpacaran, mereka seakan dimudahkan untuk menuju pernikahan. ”Berjalannya (hubungan) dibilang singkat juga nggak, ya. Dalam perkembangan, ada visi yang sama mengenai hidup dan apa yang mau dijalani ke depan. Jadi, tinggal menunggu momen yang tepat,’’ kata Emil. Sementara itu, Arumi yakin untuk menerima lamaran Emil karena alasan kuat. ”Dia bisa menerima saya. Tidak mengubah diri saya jadi orang lain. Itu alasannya,’’ tegasnya. Jarak usia keduanya memang cukup jauh. Sepuluh tahun. Tapi, hal itu tidak menjadi kendala untuk keduanya. Emil justru suka Arumi dengan segala sifat khasnya. Di matanya, Arumi adalah sosok yang periang. ”Dia ini periang, (beda) tipis sama pecicilan ya. Dia memang begini orangnya. Bahkan, saya punya feeling sampai usia 40 tahun, dia akan tetap kayak begini,’’ katanya, lalu tertawa. Walau terkadang pecicilan, Arumi dinilai olehnya bisa beradaptasi dengan konteks yang dihadapi. ”Kalau lagi serius, she can be totally different, tanpa harus jadi orang lain,’’ imbuhnya. Sementara itu, Emil dinilai oleh kekasihnya merupakan orang yang kebal. Arumi bilang, jarang ada orang yang betah bersamanya. ”Itu penting lho. Dia malah berpikir itu wajar. Ya, mumpung dia khilaf,’’ ucap Arumi disambut senyum lebar Emil. Di mata keluarga Arumi, Emil adalah sosok yang tepat untuk Arumi. Emil bisa membawa Arumi menjadi orang yang lebih baik. ”Mas Emil itu orangnya ngemong. Sama kami juga ngemong. Perlakuannya baik ke keluarga kami. Arumi-nya juga jadi lebih baik. Dia rajin sekolah juga sekarang,’’ kata Alila. Orang tua memang sempat berpikir dua-tiga kali ketika tahu putri mereka akan dilamar. Maklum, Arumi adalah anak pertama. Tapi, kemudian mereka menyetujui. ’’Ya itu tadi, kami melihat bagaimana Mas Emil dan keluarganya memperlakukan Arumi dan keluarga kami. Mereka sangat baik,’’ urainya. Rencana pernikahan pun tidak akan berlangsung lama dari lamaran. Sekitar Agustus atau September mereka akan mengucap janji suci. Yang pasti setelah Hari Raya Idul Fitri. Setelah menikah, Emil memiliki rencana untuk belajar lagi di luar negeri. Dia berencana melakukan penelitian di sana. Arumi pun akan mengikuti Emil. ”Saya sih siap saja, kan sementara (di luar negerinya). Tawaran dia menarik. Saya juga bisa menambah pengalaman dan mempelajari kultur budaya berbeda,’’ kata Arumi. (jan/c6/any)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: