Duel Ketat Seteru Abadi
Honda Developmental Basketball League (DBL) West Java Series 2018 East Region (Cirebon) baru menghadirkan laga ketat di hari ketiga, kemarin (27/8). Dua tim basket putra terkuat di Kota Cirebon saling berhadapan di Sport Hall Bima. SMAK BPK Penabur Cirebon menghadapi SMAN 2 Kota Cirebon. Tensi pertandingan langsung tinggi. Atmosfer di Sport Hall Bima pun kian memanas berkat aksi suporter fanatik kedua tim. BPK Penabur dengan SMAN 2 Kota Cirebon memang sudah lama jadi seteru di turnamen basket pelajar. Baru-baru ini, muncul juga SMA Terang Bangsa sebagai tim kuda hitam. Dalam bentrokan kemarin, Smanda – sebutan SMAN 2 Kota Cirebon – mampu mendikte permainan di dua kuarter awal. M Raihan dkk langsung memainkan tempo cepat di area base line lawan. Hasilnya, mereka menang 10-7 dan 14-12 di kuarter pertama dan kedua. Anehnya, kondisi tersebut cepat berubah ketika memasuki kuarter ketiga dan keempat. Tidak seperti sebelumnya, defense Smanda lebih mudah ditembus anak-anak BPK Penabur. Kapten BPK Penabur, Arlan Sitorus yang tidak mendapatkan cukup ruang tembak di kuarter pertama dan kedua, mulai mendapatkan permainan terbaiknya. Kuarter tiga diawali kembalinya permainan agresif BPK Penabur. Di samping membuka serangan melalui Arlan, Penabur juga leluasa mengembangkan permainan lewat Nathaniel Ricard. Di menit pertama kuarter ketiga, Ricard mencetak lima angka yang membuat Penabur terus menempel perolehan angka Smanda. Penabur akhirnya mampu membalikan keadaan di menit terakhir kuarter tiga. Arlan yang mulai menemukan performa terbaiknya menghasilkan tembakan tiga angka untuk membawa timnya unggul 19-22. Seolah tak siap dengan kekalahan setelah leading di dua kuarter awal, performa Smanda terus menurun di sisa pertandingan sampai Penabur menutup duel itu dengan skor, 31-40. Pelatih Smanda, Nico Rozy menyesali kekalahan anak asuhnya. Menurut dia, irama permainan timnya jauh berubah di kuarter ketiga. “Saat masuk kuarter tiga, skema permainan berubah. Team work tidak ada, malah main individual. Ini yang seharusnya tidak terjadi,” katanya. Di sisi lain, dia menilai, tim lawan kerap menerapkan man to man defense di area full court pada kuarter ketiga dan dibiarkan saja oleh wasit. “Saya sempat protes tapi kesalahan tetap terjadi. Semuanya sudah terbawa suasana ketatnya permainan, sampai lupa pada aturan,” cetusnya. “Tapi, apa pun yang terjadi anak-anak sudah berjuang keras. Ini hasil yang tidak kita harapkan, tapi harus kita terima,” imbuh pelatih yang mampu mengantarkan Smanda ke final Honda DBL West Java Series 2015 East Region (Bandung). Di kubu Penabur, Coach Hengky juga tak terlalu senang dengan performa Arlan cs yang kendur di awal-awal laga. “Anak-anak tidak biasa main seperti ini, entah ada apa. Jelas masih banyak pekerjaan rumahnya sebelum pertandingan berikutnya. Anak-anak harus evaluasi,” ucapnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: