Bangunan Gaya 1920-an di Kota Cirebon Kini Hilang

Bangunan Gaya 1920-an di Kota Cirebon Kini Hilang

Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939. Demikian ditulis Simon Texier dalam Paris: Panorama de l\'architecture. Siapa duga gaya arsitektur art deco pun pernah dimiliki masyarakat Cirebon pada sekitar tahun 1880-an. Ini berarti gaya arsitektur tersebut melampaui selera orang-orang Eropa dan Amerika yang baru mengembangkannya pada sekira tahun 1920-an. Dikutip radarcirebon.com dari  Charlotte Benton, Tim Wood, Ghislaine  dalam Art Deco: 1910–1939, Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia \'\'fashion\'\' di Amerika dan Eropa, kata - kata \"Art Deco\" sendiri tidak dikenal. Modernistik atau 1925 Style yang menjadi namanya. Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun 1925 di sebuah konferensi l\'Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang diadakan di Paris, Perancis. \"Hasil Art deco yang diartikan juga sebagai art decoration muncul sebagai sebuah jawaban terhadap jenuhnya model bangunan neoklasik. Sesuai dengan namanya, art deco sebenarnya memiliki corak yang sangat berbeda dengan gaya sebelumnya. Ia lebih bercorak dekoratif, mudah dinikmati dan diminimalisasi dari corak neoklasik yang kadang sulit dipahami oleh masyarakat awam. Awalnya, art deco merupakan gaya populer yang berkembang dalam 1920-an hingga 1930-an. Gaya ini digunakan terutama dalam perancangan bangunan, mebeler, barang barang perhiasan, dan bagian dalam/pedalaman dekor. Seni deco ditandai dengan wujud-wujud yang halus dan rapi, yang diefektifkan; pola-pola geometris; dan melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang industri seperti batang-batang rel, plastik, dan gelas/kaca. Istilah art deco adalah suatu pemendekan ikon desain di Paris yang mendesain pameran pada sekitar 1925-an. \"Hasil Menurut Encarta Reference Library, Pertunjukan Internasional Exposition Modern Industrial and Decorative Arts, yang membuat gaya tersebut selaras dan jelas. Encarta juga menjelaskan, art deco dengan cepat mendapat pengaruh di Amerika Serikat, yang pada masa itu tengah berada pada puncak prestasi arsitektur, terutama di Kota New York, seperti pembangunan pencakar langit 1920-an yang terlambat dibangun beberapa tahun dari rencana sebelumnya. \"Hotel Di Cirebon, art deco rupanya telah melampaui lintas spectrum yang ada. Pengaruh arsitektur dari Tiongkok dan neo klasik Jawa memberikan warna paduan yang menawan. Paling tidak ada tiga periodesasi perkembangan arsitektur di Cirebon, yakni pertama pada masa Islam (keraton, kuta kosod, Gua Sunyaragi, dan bangunan lainnya yang sezaman). Kedua, masa kolonialisme yang di dalamnya dikembangkan pengaruh art deco dari Eropa dan ketiga, masa modern yang dimulai pada pascakemerdekaan. Catatan kolektor foto-foto Djawa Tempo Doeloe, Priyambodo Prayitno, Hotel Canton atau nama awalnya rumah Karang Anom merupakan rumah yang dibangun Tan Tjin Kie, seorang konglomerat etnis Tionghoa Cirebon untuk putrinya Tan Holi Nio sebagai hadiah perkawinan. Setelah kematian Tan Tjin Kie 1913, rumah tersebut dialihkan kepemilikannya pada seorang Belanda dan berganti nama menjadi Hotel Canton. Memasuki masa Orde Baru, rumah unik dan megah itu dijadikan Kantor Korem 063/SGJ. Lalu dibeli Pertamina UEP III dan terakhir pada masa Wali Kota Kumaedhi Syafrudin tahun 1989 ditukargulingkan dengan alasan untuk membangun Kota Cirebon ke arah pinggiran barat. Gedung eks Korem, begitu nama yang disebut dalam lidah masyarakat setempat, pernah dijadikan sebagai tempat rutin Pameran Pembangunan 1 Oktober memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Korpri juga pernah berkantor di rumah tersebut. Halamannya yang luas, bisa dijadikan arena latihan bola basket dan bola voli. Sayang bangunan tersebut dihancurkan begitu saja tanpa tersisa sedikit pun bagian aslinya. Konon bangunan itu tidak termasuk yang dilindungi Undang-Undang Cagar Budaya, karena memang undang-undang tersebut baru lahir tahun 1992. Sementara penghancuran terjadi pada tahun 1989. Konon Hotel Canton merupakan bentuk bangunan yang sangat langka di dunia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: