Pernah Tampil di TV Nasional, Juara Musik Tradisional Kuningan
Emang lagi syantik Hei sayangku Hari ini aku syantik Syantik bagai bidadari Bidadari di hatimu… ========= Agus Panther, Kuningan LIRIK lagu Syantik yang dipopulerkan Siti Badriah itu mengalun dari instrumen musik tradisional angklung dan kohkol (Angkol) yang dimainkan siswa SMPN 2 Cibingbin. Dengan terampil dan penuh percaya diri, para siswa itu juga membawakan beberapa lagu dangdut yang tengah hits. Bedanya, mereka hanya memainkan lirik lagu dengan instrument angkol dan tak ada penyanyi khusus yang mengiringinya. Penonton yang menyaksikan penampilan musik angkol memberikan aplaus kala para siswa selesai membawakan beberapa lagu. Bahkan ada di antaranya yang histeris dan meminta untuk foto selfie. Penampilan memikat musik angkol yang dimainkan pelajar SMPN 2 Cibingbin bukan kali ini saja. Mereka kerap tampil di acara berskala besar bahkan sempat unjuk kebolehan di sebuah stasiun televisi nasional. Yang fenomenal adalah ketika mereka tampil di acara pembukaan MTQ tingkat Jawa Barat. “Anak-anak ini sudah sering tampil di berbagai acara resmi dan juga tingkat provinsi. Selain itu, anak-anak juga meraih gelar juara pertama musik tradisional FLS2N tingkat Kabupaten Kuningan dua kali berturut-turut. Prestasi lainnya yakni juara pesta pesta rakyat BRI Cabang Kuningan,” jelas Asep Hasanudin SAg, guru kesenian SMPN 2 Cibingbin yang menjadi pembinanya. Asep menceritakan bagaimana awalnya grup musik tradisional angkol berdiri di sekolahnya. Itu bermula di tahun 2012 kala Kepala SMPN 2 Cibingbin H Jamhadi Hernadi MM berniat membeli drum band. Namun sebelum membeli perlengkapan drum band, peraih Guru Favorit Radar Cirebon edisi tahun 2007 itu bertanya kepada dirinya. “Pak kepala saat itu ingin sekolahnya mempunyai grup musik dan berniat membentuk grup drum band. Saya bilang kalau drum band itu di setiap sekolah sudah ada. Saya menyarankan untuk mencari yang baru. kemudian saya browsing di internet mencari musik tradisional yang kira-kira cocok. Akhirnya ketemu musik angklung dan kohkol atau angkol. Pak kepala setuju lalu membeli semua peralatan angkol yang dibutuhkan,” cerita Asep. Sejak itu, kata dia, dirinya melatih anak-anak belajar musik angkol. Meski awalnya agak sulit, namun lama-lama siswa terbiasa. Bahkan sekarang mereka berlatih hingga sore hari. Dukungan dari Kepala SPMN 2 Cibingbin Drs H Karwaji MMPd juga sangat besar sehingga dirinya makin bersemangat melatih anak-anak. “Anak-anak ternyata sangat piawai memainkan alat musik angkol. Sekali tampil minimal 10 orang yang memainkan alat musik angkol. Tapi jika dengan penari dan lain-lain bisa mencapai 40 orang. Bagi kami, melihat anak-anak tampil percaya diri dan mampu membuat penonton memberikan aplaus saja sudah sangat senang,” katanya. Asep juga menyebutkan jika sebenarnya dirinya adalah sarjana agama, bukan sarjana seni. Tapi lantaran suka seni, dia tak keberatan membina para siswa berlatih angkol. Untuk pembina pendamping yakni Likis Sri Rohmeniawati SSn, Tarwan Irwan SPd dan pembina OSIS, Dadang Darsono SPdI. “Kami punya mimpi ke depan, musik angkol dari SMPN 2 Cibingbin bisa tampil di skala yang lebih luas. Kemampuan anak-anak dalam memainkan instrumen musik tradisional ini juga sudah sangat bagus,” imbuh dia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: