Waspada! Hipertensi Picu Gagal Ginjal Kronik

Waspada! Hipertensi Picu Gagal Ginjal Kronik

KUNINGAN-Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi ternyata menjadi salah satu pemicu seseorang mengidap penyakit ginjal kronik (PGK). Hal tersebut disampaikan Owner RSU Elsyifa Kuningan dr Elly Wijaya SpPD saat memberikan materi pada acara simposium pemahaman tentang Gagal Ginjal Kronik dan Hemodialisis yang dihadiri 100 dokter dan perawat dari berbagai rumah sakit se-wilayah III Cirebon di Hotel Horison Tirta Sanita, Minggu (16/9). Menurut Elly, peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah di sebagian besar tubuh. Tak terkecuali pembuluh darah di ginjal, yang apabila rusak maka dapat menyebabkan aliran darah berhenti membuang limbah dan cairan ektra dari tubuh. \"Penyakit hipertensi dan diabetes adalah yang faktor tertinggi penyebab gagal ginjal kronik. Biasanya, pasien hanya mengetahui dia menderita darah tinggi atau penyakit gula, kemudian pasien kerap mengeluh mual dan muntah-muntah, bengkak pada kaki, atau pucat. Tanpa disadari, keluhan-keluhan tersebut adalah tanda seseorang mengalami gangguan fungsi ginjal yang biasanya sudah masuk stadium lanjut,\" ungkap Elly. Parahnya, lanjut Elly, ketika seseorang sudah mengalami gagal ginjal kronik, maka fungsi ginjal tidak bisa menjadi normal seperti sedia kala. Kondisi ini akhirnya memaksa pasien tersebut harus dilakukan inisiasi hemodialisis atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan cuci darah. Simposium yang digelar rutin hasil kerja sama RSU El Syifa Kuningan dengan Fresinius Kidney Care ini juga menghadirkan beberapa pakar penyakit gagal ginjal seperti dr Afiatin Sp PD-KGH yang memaparkan banyak hal tentang faktor risiko, diagnosis dan tata laksana gagal ginjal dan Tri Ningsih SKep yang menyoroti dari sisi tenaga keperawatan. Tak hanya itu, dalam acara itu juga dihadirkan pasien hemodialisa yang memaparkan tentang pengalamannya menjalani hidup dengan cuci darah. \"Acara ini merupakan kegiatan rutin RSU Elsyfa Kuningan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman para tenaga dokter dan perawat yang sehari-hari bertugas di unit hemodialisa tentang deteksi dan penanganan gagal ginjal. Selain itu juga dihadirkan pasien hemodialisa, untuk bisa berbagi pengalaman yang diharapkan bisa menjadi motivasi bagi dirinya sendiri dan juga pasien lainnya untuk tetap semangat menjalani hidup meski seumur hidup harus menjalani cuci darah,\" ungkap Elly. Sementara itu, Direktur RSU El Syifa Kuningan dr Supardi mengatakan, di rumah sakitnya kini telah menangani 120 pasien hemodialisa yang secara rutin menjalani cuci darah. Untuk melayani pasien cuci darah tersebut, kata dia, di RSU El Syifa telah dilengkapi mesin hemodialisa sebanyak 40 unit dan merupakan yang terbanyak dibanding rumah sakit lain di Kabupaten Kuningan. \"Pasien kami yang paling muda berusia 22 tahun sedangkan yang paling tua berusia 66 tahun yang sudah menjalani cuci darah selama 17 tahun. Sebagian besar pasien tersebut adalah penderita gagal ginjal dengan latar belakang penyakit hipertensi, sedangkan lainnya karena toxic penggunaan obat-obatan hingga makanan,\" ujar Supardi. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: