2018, Angka Kebakaran di Majalengka Meningkat

2018, Angka Kebakaran di Majalengka Meningkat

MAJALENGKA-Hingga triwulan ketiga di akhir bulan September tahun 2018, peristiwa kebakaran yang terjadi di Kabupaten Majalengka sudah tercatat 85 kasus.  Hal tersebut seperti diungkapkan Plt Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) H Bambang Sutedjo SSos MPdI. Dijelaskan Bambang, dari 85 angka kasus yang masuk dan tercatat di pihak Damkar, termasuk peristiwa kebakaran hutan dan lahan di desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi pada Selasa (18/9) lalu. Diakuinya, jika angka tersebut cenderung meningkat ketimbang pada tahun 2017, dimana pata tahun itu dari Januari sampai September hanya 75 kasus kebakaran. “Secara kalkulasi kita masih melakukan pencatatan karena masa transisi SOTK baru yang tadinya UPT Damkar berada di bawah instansi BMCK kini berada di bawah Satpol PP. Namun angka peristiwa tahun tersebut memang sedikit dibandingkan tahun 2018 ini. Bahkan satu hari pernah menerjunkan empat kendaraan operasional empat kali,” jelas Bambang saat ditemui di kantornya. Dari data yang tercatat tahun ini, sambung Bambang, jumlah keseluruhan armada dikerahkan sebanyak 107 kali. Dengan rincian 85 terjadi kebakaran, 9 penyemprotan sarana umum dan kegiatan koncer, 4 longsor, dan 3 saat kegiatan, serta 6 lainnya pelatihan atau pemeriksaan alat Damkar. Adapun data yang sudah terekap, sambungnya, angka tersebut jauh lebih banyak di tahun ini ketimbang tahun 2017 lalu. “Pada tahun yang lalu, total keseluruhan justru di bawah 85 kasus atau di bawah jumlah penggunaan kendaraan operasional 107 itu,” ujarnya. Menurutnya, jumlah 85 kasus kebakaran itu diantaranya pada bulan Januari terdapat 6 peristiwa kebakaran, Februari 5 kasus, Maret naik satu tingkat atau 6 kasus, dan April turun menjadi 4 peristiwa kebakaran. “Kemudian di bulan Mei lalu hanya ada satu insiden kebakaran,” tandasnya. Memasuki bulan Juni  atau memasuki musim kemarau, kata Bambang, rentetan peristiwa kembali naik yakni 5 kejadian. Bahkan, bulan berikutnya tepatnya Juli cukup meningkat drastis atau 20 peristiwa kebakaran. Disusul bulan Agustus hingga per 19 September (kemarin, red) masing-masing 19 peristiwa. “Hingga Selasa (18/9) itu dari rentetan peristiwa kebakaran yang paling banyak tepatnya di bulan Agustus atau mencapai 20 peristiwa,” ungkapnya. Pihaknya mengaku, pendistribusian pemadam kebakaran tidak hanya saat peristiwa kebakaran saja melainkan hingga keperluan pemkab hingga konser sekalipun difasilitasi. Mengingat, kata Bambang, Damkar tidak memilih-milih dalam hal operasinal mobil untuk menyalurkan air. “Setiap kami mendapat informasi permintaan dari elemen mana pun langsung terjun kelokasi karena keperluan tersebut. Menjelang akhir tahun 2018 ini beberapa kebutuhan air terbilang meningkat secara signifikan. Seperti pada setiap peristiwa kebakaran disepanjang bulan Agustus hingga September lalu terbilang sangat mendominasi. Dalam satu hari yang sama kejadian kebakaran itu berlangsung hingga empat kali dilokasi yang berbeda,\" paparnya. Ditambahkan Bambang, terjadinya kebakaran disebabkan banyaknya angka rumah yang dilalap si jago merah akibat gangguan arus pendek atau korsleting listrik. “Adapun lama pemadaman dari mulai 5 menit hingga 120 menit (dua jam),” ujarnya. Selain rumah, menurut Bambang, deretan peristiwa yang paling banyak yaitu kebun dan hutan. Dijelaskannya, Damkar selalu menyosialisasikan dengan cara menyebar stiker. Penyebaran tersebut dilakukan diseluruh titik di Kabupaten Majalengka mulai dari sarana umum hingga kantor-kantor instansi. “Kami mengimbau kepada masyarakat jika membutuhkan tinggal kontak nomor yang sudah tertera pada stiker,” harapnya. Pihaknya mengimbau, kepada masyarakat agar harus berhati-hati misalnya saat meninggalkan rumah. Keperluan usaha atau berkunjung ke saudara agar bisa mengecek terlebih dulu. Pasalnya, kebanyakan diantaranya peristiwa kebakaran disinyalir akibat korsleting listrik. “Bencana tidak bisa ditebak namun karena keteledoran pun bisa saja terjadi seperti hal kecil yakni membuang puntung rokok ke jalan juga mengakibatkan kebakaran besar. Seperti di wilayah Kadipaten kemarin sebuah kebun bisa terbakar dengan kondisi angin yang besar,\" lanjutnya.  (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: