DPUPR Sebut Normalisasi Sungai Terbentur Anggaran dan Kewenangan
CIREBON-Kota Cirebon kerap kali diterjang limpasan sungai di musim penghujan. Namun penangananya belum maksimal. Sejauh ini, tak satu pun sungai dilakukan normalisasi. Termasuk Sungai Kedung Pane yang sedimentasinya diperkirakan sudah lebih dari satu meter. Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penatan Ruang (DPUPR) Syarif SSos MSi menjelaskan, pendangkalan terjadi bukan hanya karena endapan yang terbawa aliran sungai. Ada juga longsoran tanah dari tebing sungai. Ditambah dengan sampah dan limbah rumah tangga. “Aslinya sungai ini lebar. Tapi sedimentasinya parah dan belum bisa dinormalisasi,” uijar Syarif kepada Radar Cirebon. Sungai Kedung Pane ini Februari lalu, beberapa kali meluap. Limpasan airnya merendam permukiman warga di belakang Cirebon Super Block (CSB) Mall. Yang terparah adalah RW 06 Suradiyana, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Sayangnya, Bidang SDA DPUPR tidak bisa berbuat banyak. Termasuk melakukan normalisasi. Pasalnya, kewenagan ada di Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis). “Saya juga nggak tahu kenapa belum dinormalisasi. Padahal kalau banjir, ujung-ujungnya pemkot yang kena,” katanya. Kendala lainnya ialah persoalan anggaran. Bidang SDA tidak mampu mengongkosi biaya normalisasi. Setahun, anggarannya hanya Rp400 juta. Dengan nilai segitu, kegiatan maksimal yang bisa dilakukan hanya penanganan drainase dan senderan yang rusak. Biaya normalisasi sendiri, nilainya terbilang besar. Bisa sampai miliaran rupiah. Oleh karena itu,d ari tiga sistem sungai yang ada, normalisasi terakhir dilakukan tahun 2013. Itu pun baru Sungai Cikalong dan hanya sanggup beberapa ratus meter saja. Dari pemantauan yang dilakukan Bidang SDA, selain sistem sungai Kota Cirebon juga bermasalah dengan drainase. Sebagian mengalami endapan parah. Kondisi ini banyak ditemui di kawasan pesisir. Sebab, di kawasan itu limbah rumah tangga dibuang ke saluran air, Belum lagi pembuangan sampah di saluran air serta bangunan yang berada di sempandan sungai. \"Memang kondisinya tidak hanya di pesisir, tapi di wilayah padat kondisinya hampir sama. Masalah di wilayah pesisir itu ada dorongan dari air laut, jadi banyak endapan lumpur di situ,\" jelasnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: