Deteksi Dini Balita Stunting sebagai Langkah Awal Pencegahan

Deteksi Dini Balita Stunting sebagai Langkah Awal Pencegahan

CIREBON-Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus stunting pada anak sebesar 3,2 persen, atau 4 dari 10 anak dipastikan mengalami stunting. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Hal tersebut terungkap dalam Seminar Gizi Nasional bertajuk “Deteksi Dini Balita Stunting Sebagai Langkah Awal Pencegahan” yang digelar Rumah Sakit Permata dan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon di Aula RS Permata Jalan Tuparev Kabupaten Cirebon, Sabtu (29/9). Pakar dari RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta, Lora Sri Nofi PGNutr MNutrDiet RD mengungkapkan, bahaya stunting dalam jangka panjang, selain mengganggu pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh, juga mengganggu perkembangan otak anak. Untuk itulah ia menekankan pentingnya pemahaman orangtua mengenai pola asuh pada bayi. “Para orangtua, khususnya ibu, harus memahami bagaimana pola asuh yang baik bagi anak. Terutama pada 1000 hari pertama usia bayi. Sehingga terhindar dari bahaya stunting ini,” paparnya. Ia menjelaskan,  stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Penyebabnya adalah gizi buruk pada ibu hamil dan balita, kurangnya pengetahuan ibu hamil, terbatasnya layanan kesehatan dan pendapatan keluarga. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya akses makanan bergizi, akses air bersih dan sanitasi serta riwayat penyakit infeksi dan faktor genetik dari orangtua. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar anak terhindar dari stunting. Yakni memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, pola asuh balita yang tepat serta perilaku hidup bersih dan sehat. “Pola asuh dengan mem berikan asi ekslusif dan makanan pendamping ASI (setelah usia 6 bulan). Pahami juga tahapan pemberian makanan dari makanan lumat, lembek, lunak sampai makanan biasa yang dimakan orangtua,” paparnya. Sementara itu, dokter spesialis anak Rumah Sakit Permata Cirebon dr Lina Haryanti SpA menjelaskan mengenai deteksi dini masalah stunting pada balita. Sedangakan dari ranah akademisi, hadir dosen Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon Samuel SKM MGizi. Samuel membeberkan berbagai data dan fakta mengenai faktor resiko kejadian stunting pada balita di daerah pesisir. Sementara itu, ketua pelaksana seminar Isnay Nurul Alfiyah menuturkan tujuan digelarnya seminar tak lain untuk menanamkan pemahaman mengenai pencegahan dan penanggulangan stunting kepada masyarakat di wilayah III Cirebon. Melalui kegiatan ini diharapkan angka kasus stunting di wilayah Cirebon yang masuk kategori tinggi dengan angka prevalensi 30-39 persen dapat ditekan. (day)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: