1.420 Napi di Sulteng Kabur saat Tsunami, Diberi Batas Seminggu untuk Kembali

1.420 Napi di Sulteng Kabur saat Tsunami, Diberi Batas Seminggu untuk Kembali

JAKARTA - Sebanyak 1.420 narapidana yang berada di lembaga pemasyakatan (Lapas) yang terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Kabur. Mereka kabur karena berusaha menyelamatkan diri. Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Sri Puguh Budi Utami menjelaskan, ada delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggola, Sulawesi Tengah. “UPT yang terdampak gempa adalah Lapas Palu, Rutan Palu, Rutan Donggala, Cabang Rutan Parigi, Rutan Poso, Bapas Palu, LPKA Palu dan LPP Palu,” kata Sri di Kantor Ditjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/10). Sri menuturkan, tahanan dan narapidana yang kabur akibat gempa dan tsunami tersebut mencapai 1.420 dari total 3.220 narapidana yang ada. \"Untuk di Lapas Palu kapasitas 515 narapidana diisi 581 narapidana, tersisa 66 narapidana. Di Rutan Palu dengan kapasitas 410 tahanan diisi oleh 463 narapidana, kini yang tersisa hanya 53 narapidana,\" ujarnya. Untuk Lembaga Pemasyarakatan Khusus Perempuan (LPP) Palu, kata Sri ada sebanyak 72 narapidana yang diisi 83 narapidana ditambah 3 bayi, kini tersisa 9 narapidana. Untuk Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Palu 24 orang diisi 29 anak, kini tinggal 5 orang dan Lapas Donggala sebanyak 342 narapidana kabur semua. Menurut Sri, kaburnya para tahanan karena secara naluri mereka butuh keselamatan jiwa dan juga khawatir keadaan keluarga mereka di luar. Namun, Kemenkum HAM memberikan waktu seminggu bagi para tahanan dan narapidana yang kabur untuk melapor kembali. Sri memaklumi karena kondisi rutan dan lapas saat ini rusak dan menipisnya bahan makanan. “Saya juga tidak ingin bertambah korban karena kondisi ini,” ujar Sri. Lebih lanjut Sri memastikan, jika tidak ada tahanan dan narapidana teroris yang kabur. Sebab, sebelum gempa melanda di Palu dan Donggala, pihaknya sudah memindahkan para napi teroris ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. “Dua hari sebelum kejadian gempa bumi 7,4 skala richter dan tsunami di dua daerah itu, lima tahanan teroris sudah dipindah dari Palu ke Nusakambangan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: