BPS Catat Daging Sumbang Deflasi Terbesar di Bulan September

CIREBON-Volatile food masih menjadi andil terbesar dalam perekonomian Kota Cirebon. Di bulan September memberikan andil deflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Cirebon deflasi 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,59.  Dari tujuh kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tercatat semua kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi (0,30 persen) dan terendah terjadi di Kota Bekasi (0,07 persen). Kepala BPS Kota Cirebon Joni Kasmuri mengungkapkan, kelompok yang memberikan andil deflasi terbesar adalah bahan makanan yakni sebesar 0,4147 persen. Subkelompok yang memberikan andil deflasi terbesar adalah daging dan hasil-hasilnya yaitu sebesar 0,1573 persen. “Daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, tomat sayur, cabai merah, dan papaya juga andil deflasi,” ujar Joni, kepada Radar Cirebon. Joni menambahkan, tren berbeda terlihat pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami inflasi yaitu sebesar 0,15 persen. Sub kelompok ikan yang diawetkan mengalami inflasi sebesar 0,90 persen. Subkelompok kacang-kacangan mengalami inflasi sebesar 0,99 persen. Subkelompok lemak dan minyak mengalami inflasi 0,03 dan subkelompok bahan makanan lainnya mengalami inflasi sebesar 0,73 persen. Andil deflasi juga disumbang sub kelompok ikan segar juga mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya mengalami deflasi sebesar 2,02 persen. Subkelompok sayur-sayuran mengalami deflasi sebesar 2,85 persen. Subkelompok buah-buahan  mengalami deflasi sebesar 1,17 persen. Subkelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi tertinggi sebesar 7,67 persen. Sementara itu, secara nasional di September 2018 ini Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,18 persen dan nasional mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Sedangkan untuk tingkat inflasi kota Cirebon di september 2018 sebesar 1,70 dan 2,51% yoy. (apr)

Sumber: