Walah, Petani Jagapura Wetan Rugi Rp1,5 M, Gara-gara Ini…
CIREBON-Sulitnya mendapat pasokan air, membuat para petani di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik merugi. Sawah seluas 100 hektare di desa tersebut terancam gagal panen dan menelan kerugian senilai Rp1,5 milliar. “Tanggal 1 sampai 15 Oktober adalah masa pengeringan, para petani wilayah Jagapura Wetan dengan luas keseluruhan 100 hektare terancam gagal panen dan di taksir mengalami kerugian 15 juta per hektare atau 1,5 milliar dengan luas 100 hektare,” sesal Uuk Kujaeni selaku Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Jagapura Wetan kepada Radar Cirebon. Kondisi tersebut disesalkannya lantaran UPT Kumpul Kwista Kecamatan Gegesik menutup bendungan pusat yang mengaliri sungai Desa Jagapura Wetan dengan alasan masa tanam padi mundur dari jadwal yang seharusnya sudah ditentukan. Uuk selaku perwakilan petani di desanya beranggapan, terlambatnya masa tanam padi karena memang kondisi pada saat di jadwalkannya masa tanam padi tidak memungkinkan akibat dari tidak tersediannya pasokan air kala itu. “Saya sangat kecewa dengan UPT Kecamatan Gegesik yang menutup bendungan air untuk sungai di Desa Jagapura Wetan dengan alasan sudah memasuki masa pengeringan. Memang, akan tetapi pada saat masa tanam padi yang sudah ditentukan kondisinya tidak memungkinkan akibat tidak ada pasokan air jadi dengan terpaksa petani mengundurkan jadwal tanam dari waktu yang telah di tentukan,” paparnya. Keluhan serupa dikatakan petani lain, Sholeh. Dirinya mengaku sudah kewalahan mencari sumber air karena semua irigasi di desanya sudah tidak dapat ditemukan air lagi. Untuk menjaga tanaman padinya yang baru berusia 60 hari agar dapat panen pada waktunya, ia hanya mengandalkan hujan. “Kalau selama beberapa hari kedepan hujan tidak kunjung turun, ratusan hektare sawah di sini terancam gagal panen. Saat ini saja tanaman padi milik warga sudah banyak yang mati karena kekeringan dan sulitnya mendapat pasokan air untuk mengaliri sawah,” tuturnya. Sementara itu, petugas POPT Kabupaten Cirebon Taufik mengatakan masa pengeringan sungai di Desa Jagapura Wetan sudah dicabut dan masih terdapat air yang dapat digunakan petani untuk mengairi sawah. Ia memaparkan, kurangnya sumber daya petani untuk memasok air dari sungai menuju sawah menjadi faktor kekeringan melanda wilayah Jagapura Wetan. “Masa pengeringan sudah dicabut dan air di sungai juga masih ada, hanya saja petani terkendala untuk mengalirkannya yang membuat sebagian besar sawah mengering dan gagal panen,” terangnya. (ade-magang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: