Melihat Geliat Komunitas ODOJ di Kota Angin

Melihat Geliat Komunitas ODOJ di Kota Angin

Membaca Alquran tidak hanya dilakukan di masjid atau rumah saja. Tapi bisa juga  dilakukan di alam terbuka. Itulah yang dilakukan komunitas One Day One Juz (ODOJ ) Kabupaten Majalengka. Sudah tiga tahun komunitas ini hadir di Kota Angin. Selain kampanye membaca Alquran, banyak kegiatan yang sudah dilakukan. Apa saja kiprahnya? ALMUARAS, Majalengka MEMASUKI usia tiga tahun, jumlah anggota Odojer terus bertambah. Minggu (7/10) pagi, tampak seratusan anggota Odojer sebutan anggota komunitas ODOJ yang mengikuti acara Ngaos (Ngaji on The Street) sudah memadati Kawasan Taman Dirgantara Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka. Tidak hanya belajar membaca Alquran, tapi juga berbagai kegiatan dilaksanakan Odojer. Dalam acara di Taman Dirgantara itu, para Odojer juga melakukan aksi penggalangan dana kemanusiaan untuk korban gempa di Palu dan Donggala. “Kami menjual produk minuman dari sponsor dan hasilnya disumbangkan untuk korban gempa melalui DPP ODOJ,” kata Ketua Dewan Pengurus Area (DPA) ODOJ Kabupaten Majalengka, Egiyana Suryana. Ditambahkan pria asal Desa Cikaracak  Kecamatan Argapura ini, ODOJ Majalengka mengadakan dua kali kegiatan rutin dalam satu bulan, yakni Ngaos di Pekan pertama dan Kalqulus (Kajian Alquran ala Ustadz) dipekan ketiga. Sementara itu, pengurus ODOJ asal Kecamatan Maja, Bani Umar Ridwan menyebutkan anggota ODOJ Kabupaten Majalengka mencapai ratusan atau berkisar 400 anggota. Sementara itu, Kadiv PSDM ODOJ Provinsi   Jawa Barat, Ustad Sutrisno menyebutkan jumlah Odojer pria di Jawa Barat mencapai 18.  832 orang. Rencananya, kata Sutrisno, Minggu (28/10) mendatang, akan dilaksanakan SPQ atau seminar untuk mencetak guru Alquran bagi zona Pantura Ciayumajakuning di Aula Koperasi Saluyu Majalengka dengan target 100 peserta. “Kami menargetkan dengan SPQ II ini bisa mencetak seribu guru Alquran di Jawa Barat,” ujarnya. Dibeberkan pria asal Kabupaten Bekasi ini, kegiatan ODOJ dengan Ngaos di tempat terbuka bertujuan mengubah paradigma bahwa  ngaji quran itu harus selalu di masjid saja, tapi juga  bisa di taman, pantai dan tempat keramaian lain agar kita bisa mengajak orang berlalu lalang untuk ikut megaji dan memberi  motivasi agar gemar  membaca quran. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: