Anti-SBY Warnai Kongres HMI

Anti-SBY Warnai Kongres HMI

Situasi Tak Kondusif, Presiden Batal Membuka JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membatalkan rencana membuka Kongres Ke-28 HMI di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin (15/3). SBY mewakilkan kehadirannya kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh. Insiden kecil sempat muncul di tengah prosesi pembukaan. Sejumlah kader bersahut-sahutan meneriakkan \"SBY takut\". Teriakan bernada cemooh itu muncul ketika pembawa acara menyampaikan bahwa pembukaan sekaligus pidato sambutan di Kongres Ke-28 HMI yang rencananya dilakukan SBY diwakili Mendiknas. Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung yang duduk di barisan terdepan sontak berdiri saat suasana riuh. Dengan membalikkan badan, dua tokoh alumni HMI itu berusaha menenangkan kader. Suasana kemudian kembali tertib. Kepastian ketidakhadiran SBY disampaikan Ketua Umum PB HMI Noer Fajrieansyah. Menurut dia, pembatalan tersebut diputuskan PB HMI setelah mempelajari dinamika dan situasi yang berkembang. Termasuk, terkait dengan suasana kebatinan keluarga besar HMI. Dia mengatakan bahwa pertemuan PB HMI dengan SBY beberapa waktu lalu memunculkan berbagai isu di pengurus HMI. “Harus diakui bahwa politik yang berkembang sejak kunjungan tersebut semakin besar dan isu-isu yang dimainkan menempatkan para pengurus HMI pada situasi yang tidak nyaman,” ungkap Fajri. Menurut dia, pengurus bisa menerima kehadiran SBY. PB HMI tidak menginginkan SBY sebagai kepala negara yang menjadi simbol negara terlecehkan saat menghadiri acara. Hanya karena ada pihak-pihak di antara keluarga besar HMI menolak kehadirannya. Sehari sebelumnya sejumlah kader yang menamakan diri Gerakan Nasional HMI Anti-SBY mengancam akan melakukan aksi penolakan terkait dengan rencana kehadiran SBY. Selain akan menggelar blokade, mereka mengancam siap melakukan aksi lempar sepatu jika SBY hadir di kongres. Secara terpisah, SBY melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah ketidakhadirannya dalam kongres HMI disebabkan adanya gerakan penolakan tersebut. “Saya tegaskan, ini bukan pembatalan. Dalam arti bahwa presiden ditolak, apalagi sampai ada pemberitaan yang menyebut presiden ditolak hadir di kongres HMI pada 15 Maret hari ini (kemarin). Tidak seperti itu sesungguhnya,” tegas Julian di kompleks Istana Presiden kemarin. Julian menekankan, presiden membatalkan hadir dalam acara HMI jauh hari sebelum kongres berlangsung. Ketidakhadiran tersebut merupakan yang pertama bagi SBY. Sebelumnya, presiden keenam RI itu selalu hadir dalam kongres HMI. “Pembatalan dari pihak istana. Kami sudah pastikan jauh hari sebelumnya, presiden telah putuskan tidak hadir untuk kali pertama dalam kongres HMI yang diselenggarakan tahun ini,” jelas Julian. Pembatalan tersebut, lanjut Julian, disebabkan ancaman situasi kongres yang tidak kondusif. Beberapa minggu sebelum kongres berlangsung, presiden meminta informasi mengenai prediksi kondisi dan situasi kongres kepada sejumlah menteri terkait. Sebab, SBY ingin memastikan bahwa kongres tersebut berjalan tertib dan kondusif. Namun, kata Julian, pada perkembangannya, beberapa pihak kepada presiden melaporkan bahwa belum ada jaminan kongres akan berjalan dengan tertib dan lancar. “Padahal, itu menjadikan syarat bagi kepala negara (kondisi tertib). Saya kira ini suatu hal yang lazim terjadi di mana pun. Kita tahu sebelum ini Bapak Presiden juga hadir dalam kongres HMI. Semua berlangsung damai, tertib, aman, dan kondusif. Bahwa ada perbedaan pandangan dalam HMI, itu dinamika demokrasi. Kita harus hargai pendapat,” katanya. (dyn/ken/c4/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: